Survei: 12,4 Persen Warga Banten Tak Bisa Baca Alquran

Survei: 12,4 Persen Warga Banten Tak Bisa Baca Alquran

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Rabu, 23 Agu 2017 12:33 WIB
Foto: Bahtiar/detikcom
Jakarta - Banten di masa lalu dikenal sebagai daerah yang paling religius di Nusantara berdasarkan penelitian Martin van Bruinessen dari Belanda. Namun kini sebanyak 12,4 persen (sekitar 1.240.000 orang) dari 10 juta warga Banten tidak bisa membaca Alquran.

"Sekitar 12,4 persen tidak bisa membaca Alquran. Ternyata belum 90 persen. IPM (indeks pembangunan manusia) untuk baca huruf Latin masih rendah, ternyata baca Alquran juga rendah, ini problem," kata peneliti dari LIPI, Lili Romli, di Kanwil Kementerian Agama Banten, Kota Serang, Rabu (23/8/2017).

Penelitian survei melek huruf Alquran ini dilakukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) di 8 kabupaten/kota Banten. Survei dilakukan pada Juni, bertepatan dengan Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 1.505 orang dari 155 desa pada 50 kecamatan di 8 kabupaten/kota dijadikan responden dalam survei ini. Margin of error 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Menurut Lili, tingkat kemampuan membaca Alquran juga dikelompokkan, mulai dari sangat buruk sampai sangat lancar. Hasilnya, kemampuan membaca dari kategori tinggi hanya 23,28 persen, sedang 50,05 persen, dan rendah 26,67 persen.

"Dari 87,6 persen ini dari sedang sampai rendah. Yang tahu (ilmu) tajwid sedikit. Mayoritas sedang atau pas-pasan," ujarnya.

Jika kemampuan membaca Alquran warga Banten dispesifikkan, ternyata 4,17 persen sangat buruk, 5,08 persen buruk, 6,90 persen sangat kurang, dan 10,54 persen kurang.

Sementara itu, menurut Ketua LPTQ Banten, Syibli Syarjaya, penelitian ini digunakan untuk mengukur indikator akhlak warga Banten. Alasan melakukan penelitian juga untuk mengukur tingkat kemelekan membaca Alquran sebagai dasar akhlak.

"Supaya berakhlakul karimah, dia harus mengamalkan Alquran. Bagaimana bisa melaksanakan kalau tidak tahu dasarnya. Makanya kami melakukan survei," ujarnya.

Menanggapi banyaknya warga Banten yang tidak lancar membaca Alquran, Sekretaris Daerah Banten Ranta Soeharta mengaku khawatir terhadap tingkat kemelekan Alquran penduduk Banten. Ternyata masih banyak warga Banten, yang selama ini disimbolkan religius, tidak lancar membaca Alquran.

"Buat saya, angka ini pukulan berat. Jangan cuma ngaku, religiusnya Banten bukan hanya simbol di kabupaten/kota. Ini persoalan prilaku dan attitude," kata Ranta.

Sebagai Sekda, Ranta berjanji hasil survei tingkat kemelekan Alquran warga Banten ini akan disebarkan ke seluruh kabupaten/kota. Termasuk ia juga akan melakukan survei tingkat baca Alquran ke 4 ribu lebih pegawai di lingkungan pemerintah provinsi. (nvl/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads