"Jadi ada arus mudik, setelah itu ada arus balik. Dari sisi keamanan dan ketertiban masyarakat, arus mudik dan arus balik ini potensi gangguan keamanan dan ketertiban dan kelancaran lalu lintas," kata Tito di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (23/8/2017).
Tito menuturkan pertemuan yang disebut wake up call ini merupakan bentuk kesiapan pemerintah dalam pengamanan Idul Adha. Masalah pangan dibahas dalam pertemuan itu karena ada potensi meningkatnya permintaan dari masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Tito mengungkapkan, menjelang Idul Adha, memang terdapat potensi gangguan keamanan dan ketertiban. Pihaknya akan terus mengantisipasi hal tersebut, terutama soal terorisme.
"Mengantisipasi gangguan kamtibmas, terutama terorisme. Nanti akan rapat internal khusus mengantisipasi tanggung jawab khusus kepolisian masalah terorisme dan masalah lain, demo dan unjuk rasa maupun seperti beberapa peristiwa yang ada di Papua. Sampai kebakaran hutan dan lain-lain," ungkapnya.
Rapat ini juga digelar karena ada beberapa perbedaan dalam pola pengamanan saat Idul Fitri dan Idul Adha. Salah satu pembedanya ialah ditutupnya jalur Jalan Tol Darurat Brebes-Gringsing karena masih dalam tahap perbaikan.
"Karena tol dari Brebes-Gringsing yang sebelumnya sangat membantu sekali sekarang sedang dalam tahap perbaikan, tahap penyempurnaan. Sehingga tidak bisa dipakai," terang Tito.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki mengatakan pihaknya telah menyiapkan posko-posko untuk membantu pengamanan Idul Adha. Posko itu merupakan posko yang sebelumnya dibangun saat Idul Fitri lalu.
"Kesiapan infrastruktur dan antisipasi bencana alam, terutama banjir dan longsor. Kami menyiapkan posko-posko mengaktifkan posko-posko yang sudah dibentuk Idul Fitri. Tadinya namanya wake up meeting. Apa yang kami lakukan, kita hidupkan pada saat Idul Adha ini. Nanti di Natal, tahun baru juga," ujar Basuki. (knv/jbr)











































