"Apakah poros baru ini untuk mengusung kandidat yang masih belum memiliki pasangan atau betul-betul melahirkan tokoh baru, ini masih menjadi pertanyaan," kata Eddy di sela-sela kegiatan Rekernas Ke-3 PAN di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Selasa (22/8/2017).
Pengurus wilayah Jabar masing-masing partai tersebut sebatas lisan bersepakat membangun koalisi anyar. Pertemuan lima partai itu tidak dihadiri Partai NasDem, yang memang sudah jauh hari mengusung Ridwan Kamil. Eddy justru menerka pertemuan lima partai tersebut arahnya memuluskan langkah Ridwan Kamil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sejauh ini saya berasumsi bahwa koalisi ini dijalin untuk mengusung Ridwan Kamil. Jadi ini mungkin cikal bakal partai yang berpotensi mengusung calon gubernur yang kemungkinan besar ialah Ridwan Kamil," tutur Eddy.
Tetapi, Eddy menambahkan, kelima partai itu merupakan partai kader yang ingin kader terbaiknya menghendaki digandeng menjadi cawagub. Mekanisme tersebut, menurut dia, membutuhkan proses komunikasi panjang bagi pengurus PAN Jabar.
"Saya serahkan kepada teman-teman Jabar untuk merumuskannya. Karena koalisi mendukung seorang cagub ini bisa saja mentah ketika pembahasan mengenai cawagub tidak ada kesepakatan," tutur Eddy.
Ditanya soal apakah peluangnya besar pembentukan koalisi baru memunculkan sosok cagub selain Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, dan Ridwan Kamil, Eddy enggan berandai-andai. "Saya melihatnya keterbatasan waktu untuk mendongkrak elektabilitas orang lain di antara tiga orang tersebut. Apakah realistis? Karena bicara waktu yang sempit, kita bicara bicara logistik yang besar hanya untuk memunculkan satu orang," tuturnya.
Sejauh ini, Eddy menegaskan, PAN tengah menganalisis figur cagub yang memiliki potensi memenangi Pilgub Jabar 2018. "Terpenting kita ingin mendorong calon yang berpeluang menang. Kalau sampai menang, tentu misi PAN yang dititipkan kepada calon itu diharapkan bisa terealisasi," kata Eddy. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini