Curhat Istri Menag Lukman yang Dikira Berhaji Tiap Tahun

Laporan dari Madinah

Curhat Istri Menag Lukman yang Dikira Berhaji Tiap Tahun

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Selasa, 22 Agu 2017 13:00 WIB
Foto: Menag Lukman Hakim Saifuddin dan istrinya Trisna Willy Lukman. Fotografer: Istimewa
Madinah - Sebagai Amirul Hajj (pemimpin ibadah haji), Menag Lukman Hakim Saifuddin berhaji tiap tahun. Pertanyaan yang sering muncul, apakah istrinya, Trisna Willy Lukman, juga demikian. Trisna merespons.

Melalui akun Facebook, Trisna mengaku selalu mendapat pertanyaan yang sama tiap tahun. Tahun ini ikut haji apa tidak, sejak jadi istri Menag sudah berapa kali berhaji, apakah anak-anak ikut, dan lain-lain.

"Mungkin perlu saya klarifikasi di sini ini bahwa saya memang #TidakPernah ikut berangkat haji ke tanah suci," tulis Trisna sebagaimana dikutip detikcom dan sudah mendapat persetujuan dari Menag Lukman, Selasa (22/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trisna Willy Lukman berbusana warna ungu.Trisna Willy Lukman berbusana warna ungu. Foto: Fotografer: Istimewa


Trisna dengan gaya bahasa yang simpel mengaku malah dicecar suami terkait hal tersebut. Lukman bilang, (kamu) naik haji sebagai apa? Yang berangkat ke Tanah Suci hanya petugas dan jemaah.

"Kamu nggak masuk kriteria itu," tulis Trisna mengutip jawaban suaminya.

Trisna enggan menyerah. Dia bertanya lagi kemungkinan bisa berhaji sebagai istri Menag dan pejabat. Ternyata suaminya bergeming. Alhasil hingga saat ini, Trisna belum pernah ke Tanah Suci sebagai istri Menag.

Berikut curhatan Trisna di Facebook:

#CeritaPagi..

Tahun ini gak ikut haji ya?
Enak ya jadi istri Menag tiap tahun bisa berangkat haji..
Sejak LHS jadi Menag udah berapa kali ikut haji?
Anak-anak gak diajak haji sama ayahnya?
Kenapa gak berangkat haji? Menag bertugas ke sana kan capek, istri harus dampingi dong, minimal pijetin suami kalo capek, halaaah...

Itulah aneka pertanyaan dan pernyataan dari teman dan kenalan (bahkan keluarga) setiap tahun kalau musim haji tiba.. dan masih banyak pertanyaan lain lagi
Pertanyaan yang sama setiap tahun hehehe

Mungkin perlu saya klarifikasi disini ini bahwa saya memang #TidakPernah ikut berangkat haji ke tanah suci.
Sepele saja, karena saya gak bisa jawab pertanyaan dari Menag : Kalau kamu berangkat, berangkat sebagai apa?
Yang berangkat ke tanah suci saat musim haji hanya #Jamaah dan #Petugas.
Dan kamu gak masuk dua kriteria itu, katanya 😊

Sebagai Pendamping? Jawab saya sambil cari celah (namanya juga usaha ya hahaha).
Jawabannya telak : Amirul hajj sudah didampingi sama Wakil2 Amirul hajj, mereka perwakilan dari Ormas2 Islam.
Dan didalam aturan juga tidak tertulis ada istri sebagai pendamping.

Saya tanya lagi, kalau tugas ke LN seandainya istri ikut (sesuai tupoksi) dan bayar tiket sendiri kenapa dibolehkan, sama saja kan?
Oooh bedaaaa...
Kalau ikut ke LN walau dengan biaya sendiri, tidak ada orang yang dirugikan..
Kalau kamu ikut berangkat haji, ada orang yang dirugikan, karena kamu sudah memakai 1 nomor porsi (kuota) yang seharusnya milik orang lain, dzolim itu... Waduuuuuh

Perlu diketahui jamaah haji yang mengantri itu banyak sekali, jutaan orang. Masa tunggupun cukup lama, mulai dari tahunan.. belasan tahun.. bahkan puluhan tahun..
Ada salah satu daerah di Sulsel yang masa tunggu haji-nya 42 tahun...
Amboiii lamanya, Semoga mereka yang antri berkesempatan untuk berangkat ke tanah suci.

Jadi itulah kenyataannya..
Kejadian yang sebenarnya..
Saya tidak berhaji karena #bukanjamaah dan #bukanpetugas, seperti kata suami saya πŸ˜ƒ
Gak punya nomor porsi dan gak boleh mengambil hak orang lain..
Baiiiiiklaaah kalau begitu...

NB :
Amirul hajj, Wakil Amirul Hajj, Pejabat Kemenag yang bertugas, Anggota dewan bertugas memantau haji, (yang saya tahu) sejak tahun 2014 tak satupun yang membawa pendamping/istri. Kebayang kan berapa nomor porsi yang bisa diselamatkan buat jamaah? πŸ˜‰πŸ˜Š (try/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads