Mereka mengawali pelatihan dengan mengikuti kelas teori berkendara yang dimulai pukul 08.00 WIB. Setelah itu mereka akan mengikuti kelas praktik.
Gaby (40), salah satu peserta mengaku telah menunggu sejak subuh untuk bisa ikut pelatihan itu. Warga Cakung ini khawatir tidak kebagian jadwal pelatihan jika dirinya tak datang lebih awal.
"Saya berangkat dari Cakung subuh-subuh, agar dapat mengikuti sesi pelatihan ini. Karena biasanya sangat penuh sekali sampai tidak kebagian," ujar Gaby saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (19/8/2017).
Gaby yang berprofesi sebagai ojek sekolah ini mengaku sebelumnya tidak memiliki SIM dan pernah kena razia polisi. Meski begitu, dia dengan tegas mengatakan tidak pernah melanggar tata tertib lalu-lintas.
"Saya tidak pernah melanggar, hanya saja waktu itu kena sial pas razia. Jadinya saya kena oleh polisi karena tidak memiliki SIM. Tapi setelah punya, saya jadi lebih tertib. Apalagi setelah mengikuti sesi latihan ini, jadi banyak ilmunya," kata Gaby yang juga pernah menjadi pedagang di Pasar Senen ini.
![]() |
Menurut Gaby setelah mengikuti kelas teori, pengetahuannya soal mengendarai motor jadi bertambah. Namun saat kelas praktik, dia sempat gugup ketika melakukan teknik pengereman. Secara keseluruhan, sesi latihan menurutnya berjalan lancar.
Selain Gaby, ada juga Endi (52) warga Tangerang. Endi mengaku dirinya telah menunggu pelatihan ini sejak pukul 23.00 WIB.
"Saya mah nunggu di sini sudah dari semalam agar dapat antrean. Akhirnya saya menginap di musala depan lapangan ini," ujar Endi.
Ayah tiga anak ini mengaku masih kuat dalam mengendarai motor. Namun, Endi merasa gugup saat melakukan kelas praktik.
"Saya baru mengerti cara berkendara setelah mengikuti sesi teori, dan saya sadar selama ini saya salah dalam berkendara. Pelatihan ini sangat berguna sekali untuk membuat pikiran saya berubah ketika membawa motor," ungkap Endi.
![]() |
Pria yang biasa disapa Babeh ini mengaku tidak pernah berani ugal-ugalan dan melanggar aturan lalu-lintas.
"Jangankan ugal-ugalan, melanggar lalu lintas saja saya tidak berani. Pernah ada penumpang yang meminta saya untuk lewat jalan pintas yang sebenarnya tidak boleh dilewati. Karena tidak berani, saya tidak dengarkan permintaan penumpang saya," ujarnya.
Selama sesi latihan, banyak momen-momen unik yang membuat pelatihan terasa seru. Salah satunya bikers sering menabrak palang, tidak seimbang dalam membawa motor, dan hampir terjatuh saat bermanuver.
Gaby dan Endi adalah calon driver GO-JEK. Mereka dilatih di Rifat Driver Labs (RDL) agar memiliki kecakapan dalam berkendara.
Chief of Trainer Rifat Drive Labs Herry Wahyudi mengatakan pihaknya bekerja sama dengan GO-JEK sejak Juni 2015. Para calon driver diwajibkan mengikuti seluruh sesi pelatihan mulai dari teori hingga praktik di perusahaan milik pembalap nasional Rifat Sungkar ini.
Dalam sehari, RDL melatih hingga 600 driver.
![]() |
Sementara itu salah satu instruktur RDL Caesar Reza menjelaskan para calon driver diberikan teori seputar berkendara. Di antaranya objektif mengemudi, antisipasi mengemudi, pencegahan yang dilakukan dengan pemberian data kecelakaan, lalu pengecekan kendaraan sebelum berkendara, penerapan keamanan, serta teknik berkendara.
Para calon driver, lanjut Caesar, harus memiliki pola pikir mengutamakan keselamatan. Jika sudah memiliki pola pikir seperti itu, maka berkendara pun juga akan terasa nyaman.
"Yang harus diingat adalah kenyamanan yang bapak dan ibu rasakan sekarang itu belum tentu menjamin keamanannya," kata Reza.
Mereka juga diberikan tips dan trik dalam berkendara untuk memberikan kenyamanan lebih kepada penumpang. Salah satunya soal posisi tubuh saat berkendara.
"Postur tubuh juga harus diperhatikan. Dalam berkendara, tangan harus membentuk siku-siku, lalu pastikan ada ruang di belakang Anda. Jangan telalu membungkuk, buat ruang juga agar penumpang nyaman," jelas Caesar.
![]() |
RDL, menurut Caesar, selalu mengimbau kepada para driver agar selalu tertib lalu lintas dan tidak mengganggu fasilitas publik. Banyak sekali mereka yang terkadang masih melawan arus dan menunggu konsumen di sembarang tempat.
"Sebenarnya para driver ini tidak ada yang pernah bertindak ugal-ugalan di jalan raya. Namun kebanyakan dari mereka sering melanggar peraturan dan tidak tertib," tuturnya.
Setelah sesi teori, mereka akan mengikuti sesi praktik yang terbagi dua, yaitu bermanuver dan teknik pengereman. Para instruktur mengimbau agar peserta memiliki pandangan yang jauh, lihat ke arah depan.
Hal tersebut akan memudahkan untuk bermanuver sehingga tidak perlu lagi menurunkan kaki karena takut terjatuh.
Setelah cara bermanuver yang baik, peserta langsung diajarkan cara mengerem dengan benar. Rem lazimnya digunakan secara refleks saat menemukan rintangan atau hambatan di depan pengendara. Para instruktur RDL justru menyarankan agar tidak terlebih dahulu mengerem.
Dalam pelatihan, instruktur RDL memberikan saran agar peserta melepas gas terlebih dahulu, lalu tarik tuas rem perlahan menggunakan jari tengah dan telunjuk.
"Jari tengah dan telunjuk itu tidak memerlukan tenaga yang kuat untuk menarik tuas rem. Jadi jangan sampai tuas rem ditarik oleh tiga jari yaitu, jari tengah, jari manis, dan kelingking. Hal tersebut akan memperlemah otot trisep, dan itu sangat berbahaya," jelas Caesar kepada para driver.
![]() |
Intinya, pelatihan ini untuk mengubah pola pikir dalam berkendara. Teori dan praktik di pelatihan ini harus diterapkan agar para driver tidak lagi mengabaikan peraturan lalu lintas, dan lebih mengutamakan keselamatannya. (ega/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini