"Kita di sini hubungan antarnegara. Dan perlu kami tekankan bahwa ini adalah kunjungan bilateral antarnegara, bukan kunjungan antarorganisasi," kata pria yang akrab disapa Tata itu kepada wartawan di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (21/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata menuturkan kunjungan Nguyen ke Indonesia pada 22-24 Agustus 2017 bukanlah pertama kalinya bagi pemimpin Vietnam ke Indonesia. Dikatakan Tata, pada 2013, Presiden Vietnam Truong Tan pernah berkunjung ke Indonesia.
"Kita bisa lihat juga bukan pertama kali ada pimpinan negara dari Vietnam yang berkunjung ke Indonesia. Itu dilakukan pada tahun 2011, perdana menteri kalau tidak salah. Dan pada tahun 2013 itu juga kunjungan presiden," ujar Tata.
Sementara itu, Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika Kemlu RI Desra Percaya menyebut Nguyen akan hadir bersama sejumlah menteri dari Vietnam. Namun Desra tidak menjabarkan menteri apa saja yang akan mendampingi Nguyen.
"Perlu saya tekankan, Sekjen Partai Komunis Vietnam adalah otoritas tertinggi di Vietnam. Kedatangan beliau akan didampingi menteri terkait dan pelaku bisnis," kata Desra.
Nguyen, dikatakan Desra, akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Selain itu, Nguyen akan berbicara dalam sejumlah forum bisnis.
"Disampaikan Pak Tata dan Menlu, di samping melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden, Nguyen juga akan bertemu dengan pimpinan MPR, DPR, DPD, dan juga akan berbicara di forum bisnis," ungkap Desra.
Desra menyebut pertemuan tersebut penting, mengingat saat ini Vietnam menjadi Ketua Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), yang akan menggelar pertemuan di Kota Da Nang, Vietnam, pada November mendatang.
"Agenda APEC yang didorong Indonesia adalah roadmap kebijakan pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan," kata Desra.
Selain itu, kedatangan Nguyen ke Indonesia dijadikan momentum untuk mencari penyelesaian batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di kedua negara.
"Sejak 2010, kedua negara masih membahas ZEE, dan sampai saat ini belum ada kemajuan. Harapan kita, kunjungan PKV jadi momentum, tentu saja penyelesaian ZEE. Ini akan memberikan kesempatan kedua negara untuk lebih fokus pada pengembangan negara lebih luas, khususnya ancaman internasional," ujar Desra. (irm/jbr)