Di Festival Prestasi, Megawati Kembali Gelorakan Salam Pancasila

Di Festival Prestasi, Megawati Kembali Gelorakan Salam Pancasila

Parastiti Kharisma Putri - detikNews
Senin, 21 Agu 2017 16:19 WIB
Foto: Bagus Prihantoro Nugroho-detikcom
Jakarta - Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Megawati Soekarnoputri kembali mengingatkan salam Pancasila yang pernah digelorakan sang proklamator, Sukarno, kepada peserta yang hadir di Festival Prestasi Indonesia. Megawati mengatakan salam Pancasila sebelumnya sudah lama diajarkan semenjak negara ini terbentuk.

"Saudara-saudara sekalian, ini karena masih seperti bayi (UKP PIP), seperti salam pancasila saja, nanti kami akan memvisualisasikannya. Karena itu sebenarnya sudah barang lama, artinya sudah zaman republik ini baru terbentuk itu ada diajarkan salam Pancasila," ujar Megawati dalam sambutan di Festival Prestasi Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta selatan, Senin (21/8/2017).

Megawati menyebut dirinya pernah melihat bagaimana salam Pancasila diajarkan. Dokumentasi dari salam Pancasila menurutnya juga masih ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu adalah kalau disebut salam Pancasila jadi 'salam Pancasila!' lalu begini (kepalkan tangan), ininya tegak, tangannya begini dagunya rapat artinya bersatu," katanya.

Salam itu menggunakan gerakan tangan seperti menghormat dengan lima jari. Tetapi bedanya adalah, ujung jari telunjuk atau tengah tak ditempelkan ke alis. Posisi lengan pun tidak 45 derajat, tetapi tegak lurus.

Presiden RI ke-5 itu juga mengaku pernah mengenalkan salam merdeka. Namun banyak yang menolak salam merdeka itu karena Indonesia yang sudah merdeka tidak memerlukan salam merdeka lagi.

Salam merdeka didapatkannya dengan terinspirasi dari kata merdeka yang selalu didengungkan dan ditampilkan di siaran televisi. Salam Pancasila juga memiliki maksud yang sama dengan salam merdeka.

"Karena kan saya sering kalau dilihat di tv pasti bilang 'merdeka!' itu maksudnya, dari salam Pancasila yang begini. Ini seharusnya lalu 'merdeka!' ini mengepal, jadi menjadi satu, kita sebagai bangsa menjadi satu," imbuh Megawati.

Menurut Ketum PDIP ini, Pancasila adalah gotong royong yang juga menjadi cermin kehidupan masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai masyarakat timur, menurut Megawati, memiliki kebudayaan sendiri.

"Kehidupan kita itu adalah gotong royong bukan individualistik. Kita bukan orang barat, bukan berarti anti barat. Kita adalah orang timur, punya kebudayaan sendiri, punya ragam sendiri," jelasnya.

"Kalau kita berpikir kita ini berada di dalam sebuah negara yang penuh, taman sarinya penuh dengan keberagaman aneka warna bunga, kebayang tidak kalau kita hidup di dalam sebuah taman sari bunganya itu tidak ada? Atau warnanya hanya satu, tidak perlu jauh-jauh, ditempat ini, ini saja merah putih, lalu ada hijau bunganya saja sudah berapa macam," tambah Megawati. (nvl/elz)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads