"Yang saya alami selama 10 bulan di KPK, KPK sangat manusiawi," kata Damayanti saat ditemui di Lapas Anak Wanita Tangerang, Jalan Daan Mogot, Tangerang, Senin (21/8/2017).
Selain diperlakukan manusiawi, Damayanti mengaku selalu mendapatkan hak tahanan misalnya soal jam besuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saat saya ditangkap anak saya masih balita. KPK punya jam besuk jam 10 sampai 12. Anak saya saat itu masih TK tapi nggak ada ijazah TK nggak bisa masuk SD. Saya bersurat minta kelonggaran. Alhamdulillah dikasih sama pimpinan KPK," paparnya.
Dia mengaku sempat geram saat banyak yang menyebut KPK melakukan intimidasi terhadap para tahanan. Sebab dia tidak pernah mengalaminya.
"Saya sempat gemas juga, yang saya alami selama di KPK tidak ada intimidasi, tidak ada tekanan. Malah banyak guyonnya ya," pungkasnya.
Selain bicara soal perlakuan KPK yang manusiawi, Damyanti juga mengajak terdakwa KPK berani menjadi justice collaborator untuk mengungkap kasus korupsi.
"Saya hanya mengimbau sih untuk teman-teman yang sudah jadi terdakwa di KPK jadilah JC. Karena tanpa JC berat banget dalam penjara itu luar biasa. Dengan adanya JC bisa dapat remisi, bisa dapat ikut program PB. Kebanyang kalau nggak dapat JC saya plek 4,5 tahun," ujarnya.
Menurut Damayanti siapa pun dapat menjadi justice collaborator. Syaratnya orang tersebut harus jujur dan terbuka dalam memberikan keterangan.
"Saya pikir semua yang masuk ke KPK saya sarankan jadilan JC. Tapi ya itu, syaratnya terbuka. Siapa pemberi siapa penerima, alaurnya bagaimana," sambungnya.
![]() |
Dalam penilaian Damayanti para terdakwa KPK tidak ingin menjadi JC karena khawatir membuat orang lain ikut terseret dalam proses hukum. Padahal JC ditegaskan Damayanti justru membantu mengungkap perkara dengan terang benderang.
"Mereka kalau jadi JC itu nganggap menggeret teman, padahal sebenarnya membuka perkara itu terang benderang, jadi nggak kepotong," lanjutnya.
Namun ada risiko bagi seseorang yang menjadi JC, salah satunya intimidasi dari pihak lain. Hal ini pernah dialami Damayanti.
"Banget lah ya apalagi saya kan politis, makanya saya minta perlindungan LPSK," imbuh Damayanti.
"Yang pasti saya punya anak kecil, anak saya mau diambil," ujarnya. (abw/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini