Paryo Kasi Sektor X Jagakarsa Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan mengatakan, modal awal yang harus dipunyai yaitu ketenangan. Kebocoran tabung gas biasanya diketahui karena menimbulkan bau yang tercium.
![]() |
"Langkah awalnya itu, biasanya kejadian mau subuh. Ketika tercium bau gas, tidak perlu panik. Segera cabut regulator yang ada di tabung gas. Setelah itu buka pintu dan ventilas agar gas keluar," kata Paryo kepada detikcom, Senin (21/8/2017).
Dia menjelaskan, ketika tercium bau gas, kita tidak diperkenankan untuk melakukan kontrak listrik seperti menyalakan lampu lewat kontak. Sebab, kontak listrik dapat menjadi pemicu munculnya api.
![]() |
"Jangan sekali-kali nyalakan stop kontak listrik. Kalau lagi mati, biarkan mati. Jangan dinyalakan. Karena kontak listrik dapat memicu gas yang sudah ada di dalam ruangan. Makanya, segera cabut regulator," ujarnya.
Sementara, jika api sudah muncul, hal yang perlu dilakukan adalah menyiapkan karung, seprai handuk atau kain lainnya yang sudah dibasahi air. Kain tersebut lalu dipakai untuk menutup titik api.
Sama seperti cara penanganan jika baru tercium bau gas. Penanganan kebakaran jika api sudah menyala ialah tidak panik dan mencabut regulator yang ada di tabung gas.
"Tapi kalau sudah terjadi api, tidak akan meledak (tabung gas).Kalau api sudah menyala, tutup dengan karung, seprai atau atau kain yang sudah dibasahi air. Lalu copot regulator untuk cabut aliran gas," ucapnya.
![]() |
Paryo mengatakan, petugasnya sering melakukan sosialisasi dengan mempertunjukkan cara mematikan api dengan hanya menggunakan satu jari. Dia mengatakan hal ini dilakukan hanya bertujuan untuk menghilangkan rasa takut di masyarakat.
Menurutnya, pemadaman menggunakan satu jari memang dapat dilakukan. Hanya saja, hal itu tidak direkomendasikan karena kondisi di lapangan dapat berbeda.
"Penanganan pakai jempol itu cara yang salah sebetulnya. misalkan kebocoran ada di selang, di regulator, dan di kompor. Bagaimana kita mau tutup pakai jempol? Kalau pakai jempol itu memang bisa padam. Cuma bukan cara yang baik. Itu kita lakukan untuk menghilangkan rasa takut, dan menunjukkan tabung gas yang meledak berkeping-keping," ungkapnya. (jbr/fjp)