Sering Nangis Histeris, Suhena Dikurung di Kamar Selama 4 Tahun

Sering Nangis Histeris, Suhena Dikurung di Kamar Selama 4 Tahun

Muhammad Iqbal - detikNews
Senin, 21 Agu 2017 11:07 WIB
Ruang tempat Suhena dikurung. (Muhammad Iqbal/detikcom)
Serang - Suhena (30), warga Desa Argawana, Puloampel, Serang, terpaksa dikurung keluarganya di kamar karena sering menangis histeris. Ia mengidap gangguan jiwa sejak 4 tahun lalu dan dikurung di ruangan yang bentuknya mirip kamar mandi.

Awalnya, Suhena dikenal sebagai perempuan riang. Ia beraktivitas layaknya perempuan kebanyakan di Desa Argawana. Saat usianya menginjak 26 tahun, datang laki-laki mencoba melamarnya. Dari sekian banyak lelaki, Suhena selalu menolak ajakan menuju pelaminan.

Namun, semenjak ada lamaran dari salah satu orang pria, sikap Suhena tiba-tiba menjadi tidak wajar. Ia sering mengurung diri dan menangis sampai larut malam. Bahkan keluarga sering mendengar tangisannya tanpa henti, khususnya pada malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu ada yang mau ngelamar dia, cuma ditolak. Ya, habis kejadian itu sering kumat-kumatan. Nangis, cuma nangis gitu doang. Paling ya kalau kumat semalam nggak tidur, nangis aja, kalau ilang nangisnya mah tidur," ujar Suebah, kakak Suhena, saat ditemui detikcom di kediamannya, Minggu (20/8/2017) kemarin.

Meskipun demikian, Suebah melanjutkan, ia tak mau berandai-andai bahwa penyebab adik kandungnya terkena gangguan jiwa adalah menolak lamaran salah seorang pria.

Semenjak gangguan jiwa menyerang Suhena, keluarga lantas membawanya ke RSUD Panggungrawi, Cilegon. Dokter memvonis Suhena mengalami gangguan saraf. Selain ke dokter, Suebah mengaku pernah membawa adiknya itu ke 'orang pintar' sampai ustaz.

"Udah pernah (dibawa ke dokter) katanya penyakit saraf, dikasih resep dokter gitu aja. Resep dokternya udah hilang kebawa banjir. Akhirnya pasrah saja, sudah disyariatkan ke mana-mana," katanya.

"Dibawa ke orang pinter di Ciomas. Dikasih air di botol, nggak macem-macem, ya paling (diminta) salat, ngaji, zikir, terus dikasih air gitu doang. Nggak pernah bilang kenapa-kenapanya," tuturnya.

Hari-hari Suhena pun dihabiskan di dalam kamar, yang hanya berisi kasur dan bantal tanpa ranjang. Ia terus menangis dan sesekali berteriak sambil menyembunyikan wajah di balik bantal.

Suebah mengaku adiknya terpaksa dikurung dalam kamar karena khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Demi menghindari itu, ia memilih mengurus adiknya tersebut di dalam rumah. Selain itu, Suhena sudah tidak memiliki orang tua.

Saat detikcom berkunjung ke rumah tempat Suhena dikurung, keluarga tidak memperkenankannya mengambil foto. Keluarga hanya memperbolehkan mengambil suasana ruangan tempat Suhena dikurung dengan alasan tidak tega jika wajah adiknya itu terpampang dan tersebar di ranah publik. (bri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads