"Kita ini berbeda-beda, ya biarkan berbeda-beda. Tidak usah harus dipersamakan. Tidak usah," kata Jokowi di depan ribuan warga yang menghadiri pembagian sertifikat tanah di Lapangan Park and Ride, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (20/8/2018).
Ragam perbedaan adalah kekayaan bangsa. "Yang penting kita harus besatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betapa sangat besar negara kita," ujarnya.
Dia mengambil contoh di Sumatera Utara, suku Batak punya beragam dialek, tak terkecuali dalam pengucapan kata sapaan. Ada 'horas majua-jua!', ada 'jua-jua'! yang diucapkan di masyarakat kawasan tengah, dan ada 'yaahowu' yang diucapkan masyarakat bagian selatan sampai Nias. Jokowi awalnya tidak bisa membedakan, namun dia belajar dan akhirnya sedikit mengerti.
Selanjutnya, Jokowi memberikan kuis-kuis berhadiah sepeda yang selalu dinantikan di setiap acara seperti ini. Kuis itu berisi 'sebutkan tujuh suku di Indonesia', 'sebutkan lima sila dalam Pancasila', 'sebutkan 10 provinsi yang ada di Indonesia', 'sebutkan 10 nama kabupaten/kota di Indonesia', atau 'sebutkan 10 nama pulau di Indonesia'. Tak semua lancar menjawab. Misalnya saat ditanya pulau, salah satu warga Kebayoran Baru bernama Jarwo Susilo sempat lama meneruskan jawaban. Lantas Jokowi mencandainya.
"Pulau Gadung. Pulau Gadung itu terminal (Pulogadung), bukan pulau," timpal Jokowi yang membuat ribuan orang tertawa.
(dnu/fjp)