"Gajah ditemukan mati oleh tim dokter dan mahout yang datang ke lokasi untuk melakukan pengobatan lanjutan," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo, Jumat (18/8/2017).
Tim dokter dan mahout dari PLG Saree menemukan gajah sudah mati pada Kamis, 17 Agustus 2017. Saat itu, tim hendak mengobati luka parah yang terdapat pada tubuh hewan berbelalai tersebut. Luka itu di antaranya di punggung, kaki kanan depan, dan di perut luka sudah terinfeksi, bernanah, dan bahkan berbelatung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, pada Rabu (16/7), tim dokter mengobati luka pada gajah tersebut. Untuk menuju lokasi, petugas harus berjalan kaki selama sekitar tiga jam. Dalam upaya pengobatan, tim juga dibantu dua ekor gajah jinak dari Pusat Konservasi Gajah Saree.
"Dari kondisi luka, gajah terkena benda runcing/tajam sekitar 1 bulan lebih sehingga sudah infeksi," ungkapnya.
Saat itu, gajah juga sempat ditarik dan diikat di pinggir hutan untuk memudahkan upaya pengobatan lanjutan. Setelah pulih, rencananya gajah tersebut akan dilepasliarkan kembali. Tapi takdir berkata lain.
"Usai ditemukan mati, tim selanjutnya akan melakukan otopsi di daerah luka setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian Lembah Seulawah," kata Sapto. (aan/aan)











































