"Melihat banyaknya komoditas dan limbah tempurung kelapa disekitaran desa setempat membuat kami berinisiatif untuk me-reuse-nya kembali menjadi bahan bakar energi terbarukan yakni briket tempurung kelapa," kata Dea Nadhila, mahasiswa KKN kebangsaan 2017 perwakilan Universitas Malikussaleh, Aceh dalam ketarangan tertulis kepada detikcom, Kamis (17/8/2017).
Menurutnya, briket itu dihasilkan dari pemanfaatan limbah tempurung kelapa yang sering kali tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal, produksi kelapa pasti banyak dan berkepanjangan sehingga jika disulap menjadi energi alternatif pasti harga jualnya relatif jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar konvensional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Briket dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah terhadap lingkungan dapat dilihat dari superkarbon lebih mudah dinyalakan meskipun dalam keadaan basah, menghasilkan nyala api, dan tidak menjadi abu yang membahayakan kesehatan.
"Briket memiliki target luaran yang mampu menjawab tantangan akan permasalahan sumber energi alternatif yang efisien baik dari segi penggunaan maupun biaya di masyarakat," terang Muhammad Syaiful Fadly, mahasiswa KKN kebangsaan perwakilan Universitas Tadulako.
Menurutnya, selain dapat mengefesiensikan penggunaan limbah, inovasi ini mampu mengurangi jumlah sampah yang berasal dari limbah pertanian seperti tempurung kelapa. Keunggulan dari briket tempurung kelapa yakni tidak mengandung bahan kimia (belerang dan gas kokas), temperatur tinggi (lebih panas dari arang kayu), tidak mengotori alat masak, masakan menjadi alami dan beraroma, higienis dan aman dipakai.
Kepala Dusun I Desa Molamahu, Ekselsius Aboka menyebutkan dengan besarnya potensi yang ada maka sudah sepantasnya mengembangkan briket menjadi salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan. "Produksi briket tempurung kelapa dapat meningkatkan penghasilan para petani kelapa juga nantinya," sebut Ekselsius Aboka.
Pada program KKN kebangsaan 2017 ini, ada 7 mahasiswa yang ditempatkan di Desa Molamahu, Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, yakni Dea Nadhila (Universitas Malikussaleh), Fadli (Universitas Negeri Yogyakarta), Muhammad Syaiful Fadly (Universitas Tadulako), Memory Hidayat (Universitas Andalas), Darwin Mutiara, Melky Pakaya, dan Safitri Djafar (Universitas Negeri Gorontalo). (ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini