Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan Koridor 13 TransJakarta rute Ciledug-Tendean di Halte Cipulir, Jakarta Selatan. Dalam sambutannya, Djarot mengatakan, untuk mengatasi permasalahan di Jakarta, termasuk transportasi, dibutuhkan keberanian untuk memutuskan.
"Untuk mengatasi masalah di Jakarta, perlu keberanian memutuskan. Salah satu persoalan mendasar yang bertahun-tahun sulit diatasi adalah transportasi," ujar Djarot di lokasi acara peresmian, Rabu (16/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Djarot pun menceritakan pengalamannya saat tinggal di sekitar Ciledug pada 1990-an. Dia menyebut, sejak '90-an tersebut, Ciledug memang sudah terkenal sebagai biang macet.
"Pak Arief, tahun '90-an saya tinggal di Ciledug, di Seskoal. Itu macetnya minta ampun. Ada pasar tumpah. Kalau hujan banjir," kenangnya.
Menurut Djarot, dalam memutuskan membangun Koridor 13, Gubernur DKI saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terbilang cukup berani. Karena itu, Djarot meminta warga Jakarta dan Tangerang berterima kasih kepada Ahok.
"Pas ambil keputusan bangun Koridor 13 itu butuh keberanian dari Pak Ahok. Kita harus berterima kasih," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono mengatakan dirinya berterima kasih kepada Pemprov DKI yang sudah mau membangun Koridor 13. Menurutnya, Koridor 13 menjadi kado HUT RI ke-72 bagi warga Tangerang.
![]() |
"Warga Tangerang kebagian hadiah HUT RI, yaitu Koridor 13. Tentu kita ucapkan terima kasih ke Pak Gubernur (Djarot)," ujar Arief di lokasi yang sama.
Dia menyebut, dalam menyelesaikan tantangan masalah transportasi, harus ada integrasi antardaerah. Dia merasa bersyukur keluhan macet dari warga Tangerang mulai teratasi dengan adanya Koridor 13.
"Karena, gimana pun juga, tantangan menyelesaikan masalah harus terintegrasi. Berkat koordinasi, warga Tangerang sekarang bisa dilayani. Macet yang dulu menjadi keluhan sekarang mulai bisa ditangani," katanya. (bis/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini