Djarot hadir sekitar pukul 13.15 WIB dengan mengenakan baju putih dengan lengan berwarna merah. Saat tiba, Djarot langsung duduk disebelah Try. Keduanya berbincang dan tak jarang tertawa bersama.
Dalam sambutannya, Djarot menyampaikan agar bangsa Indonesia tidak pernah melupakan sejarah. Djarot lalu mengutip pidato Presiden pertama RI Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1966. "Jangan sekali-kali melupakan sejarah," kata Djarot di lokasi acara, Rabu (16/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot dan Try terlihat berbincang-bincang. Foto: Fotografer: Bisma/detikcom |
Menurut Djarot, pesan Soekarno tersebut masih relevan disampaikan hingga hari ini. Hal tersebut lah yang menjadi salah satu alasan diadakannya napak tilas proklamasi.
Djarot mengingatkan apa yang terjadi di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1945. Menurut Djarot, saat itu kondisi Jakarta bergejolak dan bergairah. Djarot mengibaratkan saat itu ada api yang terpendam yang mendidih yang akan meletus.
Dalam pidatonya, Djarot berharap bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah. Foto: Fotografer: Bisma/detikcom |
"Para pemuda dari sini mendatangi tokoh-tokoh bangsa. Bung Karno didatangi memaksa untuk memerdekakan bangsa ini. Di jawab 'ini leherku, seret saya ke pojok situ dan habisi nyawa saja sekarang. Jangan tunggu sampai besok'. Munculah semangat pemuda dan pilihan bijak dari para tokoh," ucap Djarot bergelora.
Napak tilas juga diisi tarian tradisional. Foto: Fotografer: Bisma/detikcom |
Djarot menyebut bila kemerdekaan yang didapat Indonesia saat ini tidak turun didapat secara gratis atau turun dari langit. Kemerdekaan, kata Djarot, didapat dari proses dan perjuangan yang panjang.
"Kemerdekaan itu didapat tidak gratis, nggak turun dari langit tapi dari proses panjang dan butuh perjuangan. Saya ingatkan, mengapa kita bisa merdeka karena pahlawan nggak hitung-hitungan apa yang akan mereka dapat setelah merdeka," kata Djarot. (bis/aan)












































Djarot dan Try terlihat berbincang-bincang. Foto: Fotografer: Bisma/detikcom
Dalam pidatonya, Djarot berharap bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah. Foto: Fotografer: Bisma/detikcom
Napak tilas juga diisi tarian tradisional. Foto: Fotografer: Bisma/detikcom