Warga Nilai Ganjil-Genap di Tol Bekasi-Cawang Tak akan Urai Macet

Warga Nilai Ganjil-Genap di Tol Bekasi-Cawang Tak akan Urai Macet

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Rabu, 16 Agu 2017 13:45 WIB
Jalan Tol Bekasi-Cawang (Edward/detikcom)
Bekasi - Sejumlah warga Kota Bekasi menolak rencana pemberlakuan sistem ganjil-genap kendaraan pribadi di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Mereka menilai penerapan ganjil-genap tidak mengurangi kemacetan di ruas tol tersebut.

"Nggak efek menurut saya, karena yang di Jakarta saja malah pada beli mobil baru, otomatis itu menambah volume kendaraan," ujar warga Bekasi Barat, Nadira Habib, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/8/2017).

Nadira merupakan warga Perumnas II Bekasi Barat, yang kesehariannya bekerja menggunakan mobil dengan rute Jalan Tol Bekasi-Cawang. Bagi Nadira, peraturan itu tidak efektif karena tidak ditunjang sarana transportasi umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"LRT-nya aja belum jadi, tambah-tambah macet deh. Kalau ditanya setuju atau tidak, saya tidak setuju. Usul saya kalau emang mau kurangi kemacetan, ya perbaiki aja transportasi umum biar orang nyaman," kata Nadira.

Sururi (41), warga Pondok Mitra Lestari (PML), Jatiasih, menilai kemacetan yang terjadi di Jalan Tol Cikampek-Jakarta akibat kendaraan golongan II dan III. Dia pun menolak wacana pemberlakuan sistem ganjil-genap itu untuk mobil pribadi.

"Saya keberatan dengan rencana itu karena penyebab kemacetan bukan pada kendaraan pribadi, tapi banyaknya truk dan adanya penyempitan jalan karena sejumlah pembangunan di ruas tol," kata Sururi, yang bekerja di daerah Cawang.

Tol Bekasi-Cawang.Jalan Tol Bekasi-Cawang. (Edward/detikcom)


Sementara itu, Bima Setiadi (30), warga Perumahan Pondok Timur Indah, Mustikajaya, meminta pemerintah mengadakan fasilitas transportasi sebelum memberlakukan permenhub tentang ganjil-genap. Itu lantaran transportasi di Bekasi dan Jakarta dinilai belum memadai.

"Meski ada kereta rel listrik (KRL) dan TransJabodetabek di Kota Bekasi, namun tetap saja tidak optimal. Rumah saya di daerah selatan, sementara posisi Transjabodetabek dan KRL ada di sisi utara," kata Setiadi.

Bima mengatakan keberadaan TransJabodetabek juga tidak menjamin pemilik mobil berpaling. Sebab, kemacetan di ruas jalan tol semakin parah akibat pembangunan sejumlah infrastruktur.

"Ada baiknya dikaji dulu secara matang, jangan main bikin peraturan," papar Bima.

Pemberlakuan ganjil-genap mengundang pro-kontra. Ada juga pemilik mobil yang menyetujui peraturan itu. Seperti halnya Fadli (29), warga Bekasi Selatan, yang kesehariannya menggunakan mobil. Baginya, peraturan ganjil-genap akan memaksa masyarakat meninggalkan mobilnya.

"Pasti efektif sih buat ngurai kemacetan, jadi setuju aja saya (pemberlakuan ganjil-genap), pasti makin berkembang nanti yang naik transportasi umumnya," pungkas Fadli. (edo/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads