"Berarti disini, kalau ada 2.000 rumah atau ada 700 rumah, minimal ada 3.500 orang yang tidak menggunakan transportasi (pribadi). Tapi dia langsung ke titik jalan gitu. Tentunya akan banyak sekali penurunan kemacetan," terang Budi kepada detikcom usai menghadiri peresmian TOD di Stasiun Tanjung Barat, Jalan Raya Lenteng Agung Barat, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kepadatan yang lebih tinggi maka ini akan memberikan kontribusi bagi penurunan kemacetan disertai dengan MRT,LRT,BRT pasti ini akan memberikan suatu solusi bagi kota Jakarta. Proyek ini akan memberikan suatu perbaikan kualitas kehidupan Jakarta, karena TOD suatu tempat bermukim, berbelanja, kerja di pusat titik-titik stasiun," ujar Budi.
Budi pun sempat mengingatkan agar permukiman ini nantinya memprioritaskan masyarakat dengan berpenghasilan rendah (MBR). Budi mengimbau kepada perumnas agar rusun diperjualbelikan dengan harga wajar.
"Maka dengan ini kita berikan kesempatan bagi masyarakat yang MBR untuk tetap bisa berada di tempat-tempat strategis," imbuh Budi.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Groundbreaking Stasiun Tanjung Barat Foto: Denita Matondang/detikcom |
Untuk diketahui, proyek rumah susun garapan Perumnas ini nantinya akan menyediakan 1.232 unit hunian yang dibangun setinggi 29 lantai dengan luas lahan 1,2 Ha di Stasiun Tanjung Barat. Rencananya 40 persen luas lahan bangunan akan dipergunakan untuk ruang terbuka.
Nantinya, 290 unit rusunawa itu diperuntukkan bagi masyarakat dengan penghasilan Rp 4-7 juta, dengan harga dibawah Rp 200 juta. Rusun itu akan dibangun dengan 2 kamar tidur.
(ams/ams)












































Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Groundbreaking Stasiun Tanjung Barat Foto: Denita Matondang/detikcom