"Kami ingin cagar budaya itu perlu dikasih insentif. Insentifnya apa? Insentifnya dibebasin PBB 100 persen. Berapa pun luasnya itu dikasih, tujuannya apa? Tujuannya, supaya mereka mau merawat, menjaga situs itu," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2017).
Djarot berharap pemilik bangunan bersejarah tersebut dapat membuka situa cagar budayanya ke publik. Dia ingin cagar budaya dapat dijadikan wisata sejarah ke masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot tidak ingin situs bersejarah hilang dikalahkan kepentingan ekonomi sesaat. Dia ingin situs-situs tersebut disinergikan dengan kegiatan ekonomi. "sampai kepentingan ekonomi kemudian Jangan mengalahkan kepentingan-kepentingan yang lebih besar dan monumental dalam wujud cagar budaya ini," tuturnya.
"Saya minta juga di kawasan Kota Tua dimanfaatkan bangunan kuno untuk aktivitas ekonomi tanpa merobohkan," sambungnya.
Djarot membandingkan pelestarian situs budaya di Jakarta dengan kawasan Eropa. Ia juga memuji kesadaran warga Eropa yang ikut menjaga bagunan bersejarah mereka.
"Masyarakatnya di sana lebih berbudaya dan beradab untuk menghargai. Beda dengan kita, mereka nggak coret-coret sana-sini, robohin sana-sini," katanya.
"Yang kedua adalah di Eropa punya kekuatan betul memaksa rakyat. Nggak banyak gaduhnya ya, kalau kita keras dianggap melanggar HAM, dianggap tebang pilih," pungkasnya. (fdu/aan)











































