Lebih Dekat dengan Sosok Toetty Heraty, Penulis Feminis Indonesia

Lebih Dekat dengan Sosok Toetty Heraty, Penulis Feminis Indonesia

Niken Purnamasari - detikNews
Selasa, 15 Agu 2017 13:24 WIB
Foto: Dok. Indonesia Kaya
Jakarta - Toetty Heraty Noerhadi Rooseno adalah penulis ternama Indonesia. Ia juga dijuluki sebagai satu-satunya wanita di antara penyair kontemporer Indonesia. Selain itu, karya-karya Toetty juga dinilai anti-mainstream di dunia persajakan moderen.

Toetty lahir di Bandung pada 27 November 1933. Ia merupakan anak sulung dari ahli konstruksi beton di Indonesia sekaligus penerima Bintang Mahaputra 1984, Prof. Dr Roosseno. Sejak kecil, Toetty memang dikenal suka membaca dari beragam jenis bacaan.

Untuk urusan studi, Toetty memilih studi di jurusan kedokteran Universitas Indonesia dan lulus pada 1955. Ia melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan filsafat di Rijk Universiteit, Leiden, Belanda dan lulus pada 1974.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Toetty dikenal aktif sebagai pengajar filsafat di beberapa universitas. Hingga pada 1994, Toetty dikukuhkan sebagai Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia juga menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta pada 1982 hingga 1985.

Perempuan yang pernah menjabat sebagai rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini dikenal sebagai salah satu pemikir feminis generasi pertama dan banyak menulis pemikiran penting tentang perempuan.

Di bidang sastra, Toetty banyak melahirkan karya. Puisi garapannya telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa asing seperti Inggris, Jerman, Prancis dan Belanda. Kumpulan puisi pertamanya berjudul Sajak-Sajak 33 (1974), termasuk di dalamnya Dua Wanita, Siklus dan Geneva Bulan Juli. Sementara kumpulan puisi kedua berjudul Mimpi dan Pretensi yang terbit pada 1982.

Beberapa festival internasional juga diikutinya seperti Festival Penyair International, Rotterdam (1981) dan International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City (1984).

Tidak cuma puisi, Toetty juga menulis sajak dan syair feminis. Salah satunya dalam prosa berjudul Calon Arang yang mengisahkan korban patriarki. Karya sastra lain yang ditulisnya seperti Kisah Rainha Boki Raja, Ratu Ternate Abad ke-16, juga disertasi yang diberi judul Aku Dalam Buaya.

Atas jasa dan karyanya, Presiden Joko Widodo menganugerahi Toetty dengan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma di Istana Negara pada hari ini. (nkn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads