Cerita Mereka yang Mengaku Hidupnya Terbantu dan Lebih Produktif

Cerita Mereka yang Mengaku Hidupnya Terbantu dan Lebih Produktif

Mega Putra Ratya, Mustiana Lestari, Raras Prawitaningrum - detikNews
Senin, 14 Agu 2017 17:44 WIB
Cerita Mereka yang Mengaku Hidupnya Terbantu dan Lebih Produktif
Bioskop (Foto: istimewa)
Jakarta - Gaya hidup simpel bisa didapat di era ini. Masyarakat bisa terbantu hanya dalam satu klik dari aplikasi online pada smartphone-nya. Kemacetan dan antre panjang dapat terhindar serta hidup menjadi lebih nyaman.

Salah satu contohnya yakni menonton bioskop. Bioskop merupakan salah satu hiburan yang tidak lekang oleh zaman. Namun terkadang kita harus rela antre panjang untuk mendapatkan tiket dan tempat duduk yang nyaman.

Seperti Robbani (23), warga Jakarta Timur. Padatnya aktivitas membuat Bani sering menggunakan jasa GO-TIX, salah satu fitur GO-JEK, untuk memesan tiket bioskop. Sebelum ada GO-TIX, ia selalu membeli tiket bioskop pada siang hari untuk menonton pada malam hari. Pasalnya, bioskop selalu penuh pada akhir pekan.

"Waktu film Doraemon tayang, saya menghabiskan waktu 1,5 jam. Padahal waktu menunggu itu bisa digunakan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih berguna," kata Bani dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/8/2017).

Ia mengaku, kehadiran GO-TIX kini membuat hobinya menonton film terpenuhi. Selain tidak perlu antre berjam-jam, ia juga bisa memilih tempat duduk dengan posisinya nyaman.

"Kalau pakai GO-TIX itu bisa pesan di rumah pas pagi-pagi. Seat-nya masih kosong, jadi bebas memilih. Nggak perlu buru-buru datang ke bioskop, datangnya mepet jam nonton pun aman. Jadi hemat waktu, bisa ngerjain kerjaan rumah dulu. Pesannya pun gampang banget, tinggal klik-klik aja. Pertama kali pakai GO-TIX juga lebih murah karena dapat potongan harga," ujar karyawan swasta di daerah Kuningan ini.

Selain menonton bioskop, GO-TIX juga menyediakan tiket konser. Pekerja kantoran di kawasan Blok M, Yeremia (21) memanfaatkan GO-TIX untuk membeli tiket konser. Yere, sapaan akrab Yeremia, gemar menonton konser dan festival musik sejak kuliah.

Ia mengaku bisa tiga kali dalam setahun menonton konser. Namun tidak jarang ia menemukan kendala dalam berburu tiket konser. Salah satunya jumlah tiket konser yang terbatas.

"Kalau konser band yang nggak begitu hits di Indonesia sudah pasti terbatas, yang tahu mereka sedikit, jadi venue yang dipakai nggak terlalu besar. Ini yang bikin jumlah tiket juga dibatasi," jelasnya.

Jika jumlah tiket sudah dibuat terbatas, maka promotor konser akan memberikan jadwal informasi mengenai pembelian tiket sebelum konser (presale). Tidak bisa dipungkiri, tiket bisa saja terjual habis di masa presale. Karena itu orang yang ingin menonton konser tersebut harus segera membeli tiket dari jauh-jauh hari.

"Pengalaman konser saya yang menjual tiket limited itu pas grup musik Kero Kero Bonito ke sini. Ternyata mereka kerja sama dengan GO-TIX. Langsung isi GO-PAY dan beli tiketnya," katanya.

Keputusan Yere menggunakan GO-TIX sangat tepat. Sebab penjualan tiket band asal London, Inggris yang direncanakan berlangsung pada hari H ditutup. Hal ini karena tiket sudah terjual dalam masa presale.

"Untung udah beli lewat GO-TIX. Cara belinya juga nggak ribet," tutur warga Depok ini.

 Cerita Mereka yang Mengaku Hidupnya Terbantu dan Lebih Produktif Foto: GO-TIX (Niken Widya Yunita/detikcom)

Gaya hidup lainnya yang bisa dilakukan melalui GO-JEK yakni GO-FOOD. Bagi ibu rumah tangga, pekerjaan rumah dan mengurus anak membuat aktivitas di luar rumah menjadi terbatas. Hal ini yang dialami Ruth (29). Bagi Ruth, hadirnya GO-FOOD merupakan solusi untuk dirinya saat ingin membeli makanan favorit tanpa keluar rumah.

"Terbantu banget sama GO-FOOD kayak saya dan ibu yang nggak bisa keluar dan sedang malas masak. Makanan yang datang pun sesuai dengan pesanan," ucap Ruth yang tinggal di Bandung ini.

Ruth pun makin puas dengan layanan GO-FOOD karena para driver menginformasikan bila toko tutup dan pesanan tidak ada.

"Mereka informasi opsi lainnya. Kadang difotoin menunya, kadang mereka nawarin opsi tempat lainnya. Pernah pas dapat Bapak GO-FOOD yang pengertian. Saya pesan 2 jenis makan di tempat berbeda sekalian," katanya sambil tersenyum.

Menurut Ruth, dibandingkan dengan layanan antar makanan lain, GO-FOOD dinilai lebih cepat.

"Bisa beda 15-30 menit tapi tergantung jarak dan lokasi kita. Sekarang kalau mesen langsung dr call centernya suka agak lama ya," lanjut dia.

Selain Ruth, Tari (19) juga mengapresiasi layanan GO-FOOD berkat kesigapan para driver mengantar makanan. "Saya pesan GO-FOOD waktu itu jam 2 malam. Saya pikir nggak ada yang respons ternyata ada," tutur Tari.

Tari makin senang karena driver tersebut paham kebutuhan makanan yang dia pesan. "Waktu itu Pak driver-nya bilang saya tahu Mba mau puasa makanya saya minta kasirnya cepat biar enggak keburu imsak," ucap Tari menirukan ucapan sang driver GO-FOOD.

Tari mengapresiasi layanan GO-FOOD berkat kesigapan para driver mengantar makanan. "Saya pesan GO-FOOD waktu itu jam 2 malam. Saya pikir enggak ada yang respons ternyata ada," tutur Tari.

Tari makin senang karena driver tersebut paham kebutuhan makanan yang dia pesan. "Waktu itu Pak driver-nya bilang saya tahu Mba mau puasa makanya saya minta kasirnya cepat biar enggak keburu imsak," ucap Tari menirukan ucapan sang driver GO-FOOD.

Seorang pegawai swasta juga merasakan hal serupa. Ayah tiga anak ini kerap berbelanja di toko online untuk berbagai kebutuhannya.

Dia selalu memilih pengiriman menggunakan GO-JEK. Menurutnya, selain lebih murah, barang juga tidak harus menunggu lama untuk sampai di tangannya.

"Barang selama ini diterima dalam kondisi bagus. Pernah kejadian hujan-hujan, pesen HP, tapi paket tetap dalam kondisi kering, padahal drivernya basah kuyup," kisah Wawan.

Menurut Wawan, keuntungan lainnya adalah saat menggunakan GO-SEND, tidak ada hitungan tambahan untuk jumlah berat barang. Berbeda dengan jasa antar konvensional yang dihitung berdasarkan berat barang yang diantar.

"Misalnya saya beli PS 3, pengiriman hanya Rp 15 ribu, sementara kalau pakai jasa konvensional itu sekitar Rp 70 ribu. Jadi jauh lebih murah karena ngga dihitung berat barang, meski ada batas maksimal. Pas mau dikasih tips, terkadang driver menolak, hanya minta ganti uang parkir," katanya.

Wawan juga mengaku pernah 'tertolong' oleh GO-JEK. Saat itu ia hendak pulang ke rumah usai main di rumah rekannya. Ia lupa mampir ke ATM untuk mengambil uang, sementara saldo GO-PAY miliknya kosong. Akhirnya ia menukar poin untuk mendapatkan promo FREE RIDE.

"Pernah juga saya suatu ketika nggak punya uang, dan saldo GO-PAY sudah habis, poin yang saya dapatkan selama penggunaan GO-PAY saya tukarkan dengan voucher free ride, senilai Rp 25 ribu. Dari Kranji ke Rawa lumbu waktu itu sekitar Rp 20 ribu, lumayan kan gratis," ungkapnya.

Yulis (31), seorang ibu rumah tangga juga terbantu hidupnya dengan fitur GO-SEND. Barang yang dikirim dengan GO-SEND lengkap tanpa kekurangan apa pun.

"Saya punya pengalaman kunci rumah dibawa suami, untung ada GO-SEND. 30 Menit kunci langsung sampai di rumah. Ketinggalan HP, id card, dompet, nggak khawatir lagi karena ada GO-SEND yang terpercaya bisa diandalkan untuk mengantar barang-barang penting tersebut," ungkap puas.

Yulis juga kerap memesan makanan melalui GO-FOOD. Memiliki bayi dan anak balita membuatnya tidak sempat untuk masak.

Dia hanya tinggal klik GO-FOOD, makanan apapun langsung hadir di depan pintu. Kehadiran produk-produk makanan di GO-JEK membuat hidupnya menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

"Saya jadi punya lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak di rumah. GO-JEK bikin hidup saya lebih mudah dan bermanfaat buat kenyamanan keluarga saya," tuturnya.

(nwy/ega)
Berita Terkait