Jakarta - Hari Kamis (12/5/2005) ini Tragedi 12 Mei 1998 kembali diperingati. Kita akan mengenang tragedi tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti. Tujuh tahun silam Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto tewas akibat terjangan timah panas aparat.Hari itu, 12 Mei 1998, empat orang mahasiswa Trisakti gugur saat aparat kepolisian menembakkan peluru tajam ke arah Kampus Trisakti di Grogol. Saat itu keempat mahasiswa yang kemudian diberi gelar Pahlawan Reformasi itu baru saja menggelar unjuk rasa menuntut Presiden Soeharto mundur.Tragedi ini mengawali momentum kejadian bersejarah. Yakni terjadinya kerusuhan di Jakarta pada tanggal 13 dan 14 Mei, didudukinya gedung MPR/DPR oleh mahasiswa, dan terjadinya transfer kekuasaan dari Soeharto kepada wakil presidennya saat itu BJ Habibie pada tanggal 21 Mei. Ini menandai runtuhnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun, dan dimulainya sebuah orde yang baru, Orde Reformasi. Gelar Pahlawan Reformasi pun terasa relevansinya pada keempat mahasiswa Trisakti tersebut.Tapi, gelar yang terdengar gagah itu seakan tak bermakna mengingat hingga kini pengungkapan kasusnya masih "gelap" dan cenderung mulai dilupakan. Sejak panitis khusus DPR menyatakan, kejadian ini bukan pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM), gaung pengungkapannya melemah.Rekomendasi DPR memandulkan hasil kerja Komisi Penyelidik Pelanggaran (KPP) Trisakti dan dijadikan tameng oleh para pejabat untuk menolak diperiksa KPP HAM Trisakti. Ini diperkuat pernyataan pimpinan DPR yang mendukung sikap sejumlah perwira TNI/Polri menolak panggilan KPP HAM tersebut.Saat ini berkas hasil penyelidikan KPP HAM tersebut berada di Kejaksaan Agung (Kejagung) dan penangannya 'jalan di tempat'. Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh pun mengakui pihaknya mempunyai kendala politis dalam menangani proses hukum perkara Trisakti, Semanggi I-II, dan kasus Mei.
Peringatan Tragedi TrisaktiPeringatan Tragedi 12 Mei 1998 akan digelar di kampus Universitas Trisakti (Usakti), Grogol, Jakarta Barat. Upacara diikuti segenap civitas akademica Usakti, alumni, serta orang tua korban Tragedi 12 Mei. Seluruh kegiatan akademik dan administrasi pun ditiadakan.Upacara yang akan dimulai pukul 08.00 WIB ini dipimpin Rektor Usakti Thoby Mutis. Seremoni akan terdiri dari penaikan bendera setengah tiang, doa bersama, tabur bunga dan napak tilas, serta jumpa pers di Monumen 12 Mei. Kemudian digelar aksi Sejuta Bunga di Bundaran Hotel Indonesia, rekonstruksi Peristiwa 12 Mei 1998 dan happening art. Acara ditutup dengan renungan, tahlil, serta dzikir bersama di Monumen 12 Mei.
(gtp/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini