Klarifikasi soal HTI ke Presiden Jokowi, Adhyaksa: Sudah Clear

Klarifikasi soal HTI ke Presiden Jokowi, Adhyaksa: Sudah Clear

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Kamis, 10 Agu 2017 23:27 WIB
Foto: Dok. Pramuka
Jakarta - Mantan Menpora yang kini menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault pernah hadir di acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tahun 2013. Hal ini kemudian membuat dirinya sempat dinilai mendukung organisasi tersebut oleh Menpora saat ini, Imam Nahrawi.

Akibat itu, dana bantuan dari Kemenpora untuk Kwarnas Gerakan Pramuka sebesar Rp 10 miliar sempat ditahan, meski kini sudah dicairkan. Adhyaksa pun hari ini menemui Presiden Jokowi di Istana.

"Ya, saya menyampaikan sudah clear kedatangan saya di HTI ini, sudah clear. Saya bilang ke beliau, datang ke situ tahun 2013 ketika HTI belum dilarang. Saya kita itu dan saya memberikan klarifikasi," ujar Adhyaksa setelah bertemu Jokowi di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adhyaksa heran mengapa peristiwa tahun 2013 itu kini diviralkan kembali. Menurut dia, ada pihak yang tak senang dengannya sehingga pertemuan itu diungkit kembali.

"Selama saya memegang Pramuka, tidak ada satu kata pun sikap dari kami untuk mengganti Pancasila, apalagi itu sudah final," ungkap Adhyaksa.

Adhyaksa kemudian bercerita tentang kakeknya yang dibunuh karena mempertahankan Pancasila. Sehingga tak mungkin baginya mendukung gerakan yang akan mengganti Pancasila.

"Kalau saya datang 2013 di HTI, ikut bicara mengenai khalifah, ini karena dalam agama saya di akhir zaman akan ada Imam Mahdi dan melawan Dajjal, dan dia sebagai khalifah, ini yang pikiran saya sampaikan kepada bahwa Presiden," ungkap Adhyaksa.

Pada pertemuan tadi siang, Jokowi juga memanggil Imam Nahrawi untuk ikut. Pertemuan berlangsung secara tertutup di Istana Merdeka. (bag/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads