Saat didatangi di kamar 802 Hotel Borg Almoktarah tempat tinggal jemaah haji asal Jember dan sekitarnya, Kamis (10/8/2017) sekitar pukul 11.00 Waktu Arab Saudi, Slamet terbaring di ranjang. Sorot matanya tajam menandakan dirinya tidak terlalu lemah. Istrinya, Juwaria Sino, duduk menemani.
Slamet dan istrinya hanya bisa bahasa Madura. Saat mendaftar haji 10 tahun lalu, Slamet sehat. Penyakit stroke menyerangnya 3 tahun lalu. Keluarga tetap memberangkatkan haji karena Slamet didampingi istrinya. Pasutri ini berangkat pada Sabtu (5/8) dan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 27 Embarkasi Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet dan istrinya lebih banyak diam mendengar. Hanya sesekali Slamet bicara dalam bahasa Madura. "Dia bilang badan capek semua," ujar Sri menerjemahkan perkataan Slamet.
Dokter Gini Wuryandari (berjilbab putih) dan perawat menjelaskan kondisi Slamet. Foto: Triono-detikcom |
Terpisah, dokter pendamping kloter 27 Embarkasi Surabaya, Gini Wuryandari, menjelaskan kondisi Slamet stabil. Slamet hanya bisa berbaring bukan karena lemah, tapi memang lebih suka seperti itu. Duduk terlalu lama, dia tidak nyaman.
"Sejak berangkat hingga saat ini ya seperti itu kondisinya," jelas Gini di sekretariat Pemondokan Sektor 4.
Kondisi Slamet diunggah ke Facebook oleh seseorang. Disebutkan, Slamet stroke dan telantar. Namun Gini menepisnya.
"Tiap hari kita visitasi ke jemaah. Ada 4 jemaah risti (risiko tinggi) di Sektor 4, semua kami cek. Kemungkinan saat kami datang, jemaah pas tidak di kamar, jadi mereka tidak tahu bahwa Pak Slamet dicek setiap hari," urai Gini.
Gini sempat shock saat dikontak teman-temannya sesama dokter akibat unggahan di FB tersebut. Gini dianggap tak bertanggung jawab dan menelantarkan jemaah. Padahal tiap hari, dia mengecek kondisi Slamet dan semua baik-baik saja.
"Kalau pun tak bisa beribadah, ya karena seperti itu kondisinya. Istrinya tidak kuat mendorong. Harusnya pendamping ya yang kuat," jelasnya.
Selama 6 hari di Madinah, Slamet tak benar-benar hanya berada di kamar. Dia sempat digendong petugas haji ke Masjid Nabawi untuk salat.
Namun karena kondisi tidak memungkinkan, ia memilih berada di kamar. Apalagi setelah dijelaskan bahwa arbain (salat 5 waktu 40 kali tanpa putus) bukan ibadah wajib. (try/idh)












































Dokter Gini Wuryandari (berjilbab putih) dan perawat menjelaskan kondisi Slamet. Foto: Triono-detikcom