"Kebetulan saya jaga perbatasan, dan kami jamin perbatasan aman. Kalau Panglima (Pangdam Udayana) datang ajak Gubernur Bali dan NTB kumpul di perbatasan hebat juga dan kami senang," kata Frans di Makodam Udayana, Denpasar, Bali, Kamis (10/8/2017).
Tak lama Frans menyatakan ajakan ini bukan untuk menakuti negara tetangga di perbatasan. Tapi untuk memajukan pariwisata di NTT sehingga bisa menjadi sekelas Pulau Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya boleh cerita soal NTT, Pak Kapolda Bali (Irjen Pol Petrus R Golose) bilang, New Tourism Teritory. Jika dibandingkan dengan Bali, pariwisatanya sudah mumpuni, masa lalu, kalau NTT itu masa depan karena masih berkembang," pungkasnya.
Frans menyampaikan hal ini di depan Komaruddin, Pastika dan Petrus, sehingga mereka pun tertawa mendengar canda Frans. Kemudian Frans menegaskan bahwa rakyat NTT sudah lelah dianggap tertinggal, sehingga pembangunan pariwisata dilirik sebagai industri yang dianggap mampu memajukan NTT.
"Masa depan juga bangunnya harus dimulai sekarang. Kemarin, saya diminta bicara di Indonesia Development Forum, diminta bicara karena Gubernur di daerah miskin, halusnya tertinggal. Tapi saya bilang, kami optimis maju bersama saudara-saudara di Nusantara. Kami sudah bosan miskin. Kami tentu senang kalau dikumpulkan untuk bicara potensi wilayah Bali-Nusra," ucap Frans.
Ajakan Frans ini disambut baik oleh Pastika yang menyatakan rindu akan salah satu desa di NTT. Kerinduan itu muncul karena Pastika mengaku pernah bertugas di desa tersebut pada tahun 1975 saat masih menjadi anggota ABRI.
"Ide Pak Gubernur Frans ke NTT itu saya sangat setuju. Saya ingin mengunjungi tempat saya tahun 1975, itu persis di perbatasan. Saya ingin sekali ke sana bersama Pak Kapolda (Petrus) melihat. Jadi membuat kita yang tua-tua merasa lebih muda," kata Pastika di lokasi yang sama.
"Saya mendukung New Tourism Teritory karena Bali nggak bisa tumbuh sendiri, harus bersama-sama sehingga kesejahteraan itu dirasakan seluruh rakyat," imbuhnya.
Komaruddin lalu maju bicara dengan pernyataan dukungan terhadap ajakan Gubernur Frans. Komaruddin bahkan berjanji menindaklanjuti ide ini sebelum Oktober 2017.
"Idenya Bapak Gubernur NTT kami tangkap dan mudah-mudahan sebelum Oktober 2017 sudah jadi nanti. Idenya ada 2 wacana, kita berkumpul di sawah perbatasan yang sangat subur agar kita buat sawah baru akan saya minta ke Kementerian Pertanian," ujar Komaruddin.
"Dengan sistem bibit unggul kita sekarang itu hasilnya akan lebih banyak dan lebih bagus. Kalau dibuat persaingan, orang di sana (Timor Leste) akan belajar ke kita. Kita lihat nanti saat pembukaan lahan. Kedua Pulau Rote yang ditempati TNI AL itu luas tapi hanya 30 orang di sana. Mungkin lebih baik Gubernur, DPRD dan Kapolda kita ajak ke sana dan buat tenda dan latihan menembak di situ," tuturnya. (vid/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini