"Itu biasa dalam demokrasi, yang penting kita tidak boleh tenggelam. Jangan kita kendur karena dipuji-puji atau loyo karena dipuji-puji, atau 'GR', lupa diri. Juga kita tidak boleh mundur karena kritik, berkecil hati karena kritik. Itu tuh wajar dalam demokrasi," ujar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Selasa (8/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak, ketika kami memprotes pernyataannya (soal 'PKI'), itu bukan karena Arief Poyuono, pernyataannya itu loh. Pernyataannya yang kami nilai tidak historis, tidak berdasarkan fakta, tendensius, gitu loh," ucap Hendrawan.
Dia tak ingin pernyataan Arief yang memuji Jokowi dibesar-besarkan. Lebih baik bekerja daripada terus berkomentar hal-hal yang kurang bermanfaat.
"Kalau kita sibuk menginventarisasi kritik, kalau kita sibuk menginventarisasi pujian, nanti kita nggak kerja. Pemerintah ini dengan visi-misi program kerja yang jelas, itu sebabnya saya katakan banyak hal lebih penting untuk dikerjakan," tutur Hendrawan.
Sebelumnya, setelah menyebut 'wajar PDIP disamakan dengan PKI', Arief kembali melempar pernyataan yang bikin publik tercengang. Sebagai elite Gerindra yang notabene partai oposisi pemerintah, Arief menyebut Presiden Joko Widodo dapat memimpin Indonesia dua periode.
Arief lalu membandingkan pemerintahan sebelumnya dengan Jokowi. Menurutnya, sampai 3 tahun Jokowi memimpin, tak ada kelangkaan bahan bakar, seperti gas dan BBM. Dia juga memuji langkah Jokowi mempercepat pembangunan infrastruktur yang merata di Indonesia. Menurutnya, pembangunan yang dilakukan Jokowi tak hanya berpusat di Jawa sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat menikmatinya.
Lebih lanjut, Arief juga berbicara soal utang negara di era Jokowi. Menurutnya, penggunaan utang negara dikelola Jokowi dengan sangat efisien. Lebih lanjut dia menyebut apa yang disuarakan publik terkait dengan utang pemerintah Jokowi yang terus menanjak hanyalah kampanye negatif dari pihak yang tak menyukai Jokowi. Dia juga mengatakan anggota Dewan di zaman Jokowi sulit melakukan korupsi karena pemerintahan yang dikelola dengan baik.
"Sehingga, kampanye negatif tentang hutang negara yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo meningkat adalah hanya ketakutan dari berbagai pihak yang tidak jujur kalau pemerintahan di tangan Joko Widodo akan mengalami kesuksesan yang gilang-gemillang," ujar Arief.
Dari berbagai alasan tersebut, Arief menyebut Jokowi sukses memimpin Indonesia. Karena itu, Jokowi mungkin terpilih kembali dalam Pilpres 2019.
"Melihat prestasi Joko Widodo yang bakal meraih kesuksesan, sepertinya bukan tidak mungkin Joko Widodo akan terpilih kembali jika mencalonkan kembali sebagai capres 2019," sebut Arief. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini