Suhu 41 derajat Celsius pada pukul 10.30 waktu Arab Saudi (WAS), Senin (7/8/2017), terasa berbeda. Maklum, matahari bersinar terang. Suhu dan cahaya berpadu sempurna. Udara menjadi sangat panas.
Jemaah haji Indonesia di Masjid Quba (Triono Wahyu Sudibyo/detikcom) |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tadi salat tahiyatul masjid, duha, dan taubat. Salat di sini sama dengan ibadah umrah satu kali," kata jemaah asal Kabupaten Bogor, Devita Ramdania (18), mengutip pernyataan ustaznya.
Devita datang berombongan bersama jemaah asal Kabupaten Bogor dan daerah sekitar. Sebelumnya, rombongan tersebut berkunjung ke Jabal Uhud (gunung tempat pertempuran Rasulullah dan sahabat melawan kaum Quraisy), dan kebun kurma. Besok, rombongan akan berziarah ke tempat lain di sela ibadah arbain (salat 5 waktu 40 kali tanpa putus di Masjid Nabawi).
Cuaca sangat terik di luar Masjid Quba. (Triono Wahyu Sudibyo/detikcom) |
Biasanya, jemaah Indonesia berziarah dan beribadah di peninggalan-peninggalan Rasulullah seusai salat subuh. Mereka diantar menggunakan bus, kemudian dipulangkan ke hotel atau pemondokan sebelum zuhur. Sejak zuhur hingga malam atau subuh, jemaah beribadah di Masjid Nabawi.
Masjid Quba dibangun pada tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi. Saat ini kondisinya jelas berbeda dengan bangunan awal. Gedungnya tampak megah dan berkapasitas 20 ribu orang. Pintu masuknya berjumlah 19 titik. Perubahan ini terjadi pada masa kekhalifahan.
Sejak pemberangkatan pertama pada Jumat (28/7), lebih dari 67 ribu jemaah Indonesia telah tiba di Madinah. Proses pemberangkatan masih terus berlangsung hingga saat ini. Pada saat bersamaan, sejak 3 hari lalu, sebagian jemaah digeser ke Mekah. Pada puncak haji, akhir Agustus mendatang, seluruh jemaah yang berjumlah lebih dari 200 ribu orang akan berkumpul di Padang Arafah: berzikir dan berdoa serta menjalankan tahapan-tahapan berhaji. (try/dhn)












































Jemaah haji Indonesia di Masjid Quba (Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)
Cuaca sangat terik di luar Masjid Quba. (Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)