Cerita Dokter yang Selamatkan Penumpang Sakit di Pesawat

Cerita Dokter yang Selamatkan Penumpang Sakit di Pesawat

Heldania Ultri Lubis - detikNews
Senin, 07 Agu 2017 15:21 WIB
Ilustrasi pesawat (Reuters/Eric Gaillard)
Jakarta - Didik K Wijayanto, satu dari 4 dokter yang diberi penghargaan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, menceritakan pengalamannya menolong seorang penumpang yang sakit di pesawat. Didik menyebut profesinya memang membutuhkan sosok yang harus selalu sigap dalam keadaan apa pun.

"Ya sebagai seorang dokter yang lebih banyak berkecimpung di dunia emergency ya sebagai dokter umum di RS juga pekerjaan saya lebih banyak terkait dengan UGD dan kemudian unit perawatan intensif tentunya buat kami pribadi ini hal yang sudah sangat sering, hampir tidak terhitung kalau menghadapi hal yang demikian di RS," kata Didik mengawali ceritanya saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017).

Didik, yang memulai karier dokternya sejak 1989, memang tak asing lagi dengan keadaan yang mengharuskannya sigap dan cekatan dalam menangani pasien. Bekerja sehari-hari di UGD dan unit perawatan intensif membuat Didik paham betul apa yang harus dilakukan jika dihadapkan dengan situasi krusial.

Itulah yang membuatnya berhasil memberikan pertolongan pertama terhadap penumpang pesawat yang membutuhkan bantuannya tersebut. Peristiwa itu terjadi pada penerbangan pesawat Garuda yang membawanya dari Balikpapan menuju Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didik, yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran UGM, mengaku memberikan pertolongan pertama kepada penumpang pesawat pada Minggu (30/7) lalu itu adalah pengalamannya yang pertama. Ia menyebut etika sebagai seorang dokter yang siap membantu siapa pun yang membutuhkan adalah hal yang mendorongnya untuk memberikan pertolongan kepada penumpang tersebut.

"Kalau di pesawat ini pengalaman saya yang pertama ya nggak menduga nggak mengira, tetapi ya karena sudah terlatih naluri sebagai dokter, begitu di-announced oleh kru Garuda kalau ada di antara para penumpang kalau ada di antara penumpang berprofesi sebagai dokter, mohon bantuannya untuk segera ke belakang untuk segera memberikan pertolongan kepada salah satu penumpang ya saya langsung dengan cepat," sebutnya.

Didik, yang kini menjabat direktur di RS Tiara, Kabupaten Bekasi Utara, mengaku langsung bergegas ketika pramugari pesawat yang ia tumpangi itu memberi pengumuman bahwa seorang penumpang tak sadarkan diri dan membutuhkan bantuan dokter. Tanpa pikir panjang, ia dan rekan dokter lainnya langsung menuju penumpang tersebut.

"Kita dengan segera, kita setengah berlari langsung ke lokasi. Kebetulan posisinya memang di kursi paling belakang sih, ya deket dengan toilet jadi dia jatuh ketika akan ke toilet. Kemudian sempat ada memar di kepala karena terjatuh itu dan tidak sadarkan diri, kemudian kru Garuda dengan sigap segera meng-announced kita dan kebetulan kita ada di sana ya kita merespons dengan cepat juga," sebutnya.

"Kita prediksi ia mengalami kelelahan ya. Nadinya lemah, tekanan darahnya juga rendah. Meskipun ajal di tangan Tuhan, tapi kalau saat itu tidak diberikan pertolongan saya rasa akan berakibat fatal. Jadi kita langsung memberikan bantuan dengan alat medis yang disediakan oleh Garuda. Kita kosongkan satu barisan kursi untuk mengangkat kakinya. Dan syukur itu bisa membuatnya bisa dievakuasi setelah turun dari pesawat dengan selamat," tuturnya.

Didik mengatakan penumpang itu cukup beruntung karena ada dokter yang bisa membantu. Namun, karena tak semua penerbangan ada dokter di dalamnya, Didik berharap nantinya masyarakat bisa diberi pelatihan khusus untuk mampu memberikan pertolongan pertama kepada mereka yang membutuhkan, khususnya untuk para kru di pesawat.

Untuk itu, gagasan kerja sama yang sedang dibahas Kementerian Perhubungan bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, menurutnya, sangat baik untuk direalisasi.

"Oleh karena itu, makanya kami sangat mengapresiasi dalam hal ini Menteri Perhubungan dengan cepat tanggap melihat ini sebagai satu momentum untuk memperbaiki kualitas pelayanan di dunia penerbangan ya dengan membuat satu standar pelayanan, khususnya pertolongan pertama," tuturnya.

Didik juga menekankan pentingnya pelatihan itu agar ilmu mengenai pertolongan pertama bisa diterima secara lengkap dan akurat. Ia pun memastikan bahwa hal itu akan sangat berguna dan bermanfaat baik bagi kru pesawat maupun masyarakat pada umumnya.

"Mungkin bisa ada satu-dua hal yang bisa dilakukan tanpa pelatihan, tapi kan kita nggak bisa sepotong. Pengetahuan itu harus utuh. Kenapa harus pelatihan? Karena pemberian pengetahuan itu harus satu paket harus utuh, karena kalau nanti sepotong-sepotong malah tidak mencapai hasil yang maksimal jadi harus distandarkan dengan pelatihan itu dan pelatihan itu pasti diberikan oleh tim medis dari kita-kita," katanya. (hld/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads