"Kalau menurut saya, nggak ada kekhawatiran sama sekali. Bahkan Ridwan Kamil pun terus menjadi kuat di Jabar. Kami nggak bicara tentang ditinggal-nggak ditinggal, justru saya sebenarnya bahwa Ridwan Kamil menjadi lebih baik elektabilitasnya, lebih tinggi, dan lebih besar," ujar anggota Dewan Pakar DPP NasDem Teuku Taufiqulhadi saat dimintai konfirmasi, Senin (7/8/2017).
NasDem yakin masih ada parpol lain yang siap diajak berkoalisi untuk mengusung Kang Emil. Jika masih diusung NasDem (5 kursi di DPRD Jabar), Ridwan masih membutuhkan minimal 15 kursi untuk mendapatkan tiket ke Pilgub Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Golkar mengaku sudah berkomunikasi dengan Ridwan namun tak menemukan kesepakatan. Pada akhirnya Golkar memutuskan mengusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai cagub Jabar. NasDem menganggap komunikasi Golkar-NasDem belum intensif.
"Ya kan karena belum intensif komunikasi," kata Taufiqulhadi.
Seperti diketahui, PDIP dan Golkar siap melawan Ridwan di Pilgub Jabar. Alasan PDIP tak mengusung Ridwan adalah Ridwan sudah memutuskan dan mendeklarasikan diri sebagai cagub Jabar terlebih dahulu.
(Baca juga: PDIP dan Golkar Tak Dukung Ridwan Kamil Jadi Cagub Jabar 2018)
"Pak Ridwan Kamil, kami sudah bangun dialog dengan beliau, tapi Pak Ridwan Kamil sudah memutuskan sendiri sebagai cagub," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kawasan Cibubur, Jaktim, Minggu (6/8).
Sedangkan Golkar mengaku tak menemukan kesepakatan saat berkomunikasi dengan Ridwan. "Jadi memang selama ini kita melakukan komunikasi dari komunikasi yang kita lakukan belum mencapai titik kesepakatan. Dan apabila sebuah komunikasi kita lakukan dan belum mencapai titik kesepakatan, maka tentu kita harus memikirkan opsi lain," ujar Sekjen Golkar Idrus Marham di lokasi yang sama. (dkp/elz)