Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta adalah spot menentukan dalam kemerdekaan Indonesia. Museum ini dulu menjadi rumah Laksamana Maeda yang dipakai untuk menyusun naskah proklamasi.
Nah kalau mau membayangkan bagaimana peristiwa kemerdekaan terjadi, akan ada reka ulang kejadian sejarah. Acaranya dikemas seperti aksi teatrikal yang lazim disebut reenactment dan dilakukan para reenactor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka adalah komunitas pencinta sejarah (Aditya Fajar Indrawan/detikcom) |
Mereka antara lain dari Historia Fun Bandung, Front Bekasi, Indonesian Reeneactor, Airsoftgun Reenactor, Bogor Historical Community. Mereka selama 30 menit akan mementaskan peristiwa sejarah dari soal tentara KNIL, kedatangan tentara Jepang sampai proklamasi kemerdekaan.
"Time line perjuangan yang kita tampilkan secara singkat mulai dari KNIL 1942, Jepang datang, Proklamasi, sekutu datang hingga akhir," kata salah satu anggota dari komunitas Bogor Historical Komunity, Sufi kepada detikcom.
Menurut Sufi, pementasan drama ini bertujuan untuk memberitahu masyarakat tentang apa yang sebelumnya terjadi di tanggal 17 Agustus 1945.
Latihan teater reka ulang sejarah (Aditya/detikcom) |
Salah satu pemeran reka ulang, Novan, mengaku senang untuk mempelajari sejarah dengan memerankan kejadian sejarah itu sendiri. Dirinya bahkan mengumpulkan pernak-pernik replika seragam tentara imperial Jepang semirip mungkin.
"Belajar sejarah dengan learning by doing, jadi akan lebih fun. Tujuannya bagaimana sejarah itu bisa terulang kembali, jadi lebih menjiwai," jelas Novan.
Kostumnya serius! (Aditya/detikcom) |
Novan berharap, dengan adanya pementasan teaterikal drama pada 16 Agustus mendatang, dapat menarik minat pengunjung untuk mempelajari sejarah bangsa.
"Harapannya agar pengunjung, warga yang menonton nanti bisa mengingat kembali sejarah bangsa. Kemudian melatih cinta tanah air dan bangsa," lanjut Novan. (adf/fay)












































Mereka adalah komunitas pencinta sejarah (Aditya Fajar Indrawan/detikcom)
Latihan teater reka ulang sejarah (Aditya/detikcom)
Kostumnya serius! (Aditya/detikcom)