"Mau nggak mau, kita harus belajar dari Malaysia," ujarnya di Restoran Puang Oca, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (6/8/2017).
Dadi mengatakan Malaysia sangat luar biasa dalam mengelola penggunaan dana haji yang ada. Salah satu contohnya adalah mereka bisa menyediakan penginapan bagi jemaah haji mereka di dekat Masjidil Haram. Selain itu, standar pelayanan mereka juga setara dengan ONH Plus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendekatannya bisnis dana tabungan haji harus menguntungkan. Yang nantinya dirasakan juga oleh jemaah haji," lanjutnya.
Tidak tanggung-tanggung, Dadi bahkan menyebut pengelolaan penggunaan dana haji di Indonesia tertinggal 54 tahun dari Malaysia. Sebab, Malaysia saat ini sudah bisa berinvestasi di bidang teknologi, perkebunan dan properti dari hasil pengunaan dana haji.
"Memang dana haji di Malaysia itu digunakan di bidang teknologi, perkebunan, real estate, dan properti. Lalu, Arab Saudi butuh investor juga. Dengan perluasan di Masjidil Haram dan Madinah, potensi umrah yang besar sekali. Mereka membeli pemondokan di sekitar Masjidiil Haram jadi alternatif," paparnya.
"Kita telat dari Malaysia 54 tahun. Kita harus belajar dari Malaysia, mau tidak mau," tutupnya. (bis/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini