Dalam kunjungannya ke Jawa Tengah, Budi berkunjung ke Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan di Tegal. Ia akan meninjau sarana dan prasarana yang ada di sana.
"Saya ke sekolah juga gitu. Sekolah kan mendidik orang-orang yang baik, yang punya kualitas atau kapasitas mengisi lini penting. Sementara ini kan di busnya, supir itu bercandaannya, asalnya kalau nggak dari kondektur dari tukang cuci bus," ujar Budi kepada detikcom di Tegal, Jawa Tengah, Minggu (6/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kita nggak mengatakan itu tidak baik tapi mesti dibekali oleh pendidikan. Umpamanya syarat jadi sopir itu kursus selama tiga hari atau berapa. Untuk tahu safety, ramah tamah menghargai orang lain mesti ada," kata Budi.
Budi juga menuturkan nantinya sopir bus dan kepala terminal akan dikumpulkan untuk diberi motivasi. Menurutnya, motivasi ini penting untuk memunculkan keinginan para sopir bersekolah.
"Kalau awalnya kondektur atau calo kan nggak punya keunggulan. Minggu lalu kita ke sekolah, sekarang ke sekolah lagi. Kita ingin nanti sopir-sopir dan kepala stasiun terminal kita kumpulin itu kita motivasi saja," tuturnya.
"Karena dengan orang yang pandai, semua itu akan tetap berkreasi. Tapi kalau orang nggak punya kemampuan intelektual, dia yaudah mau pakai kapal bahaya juga tidak masalah," sambung dia.
Budi mendorong adanya perbaikan pengetahuan lewat pendidikan agar moda transportasi jadi lebih baik. Saat ini Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal merupakan sekolah kedua tentang keselamatan. Namun tidak menutup kemungkinan akan bertambah atau bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk membuka program studi terkait perhubungan.
"Saya selalu dorong pendidikan itu terus, karena penting. Pendidikan ini penting untuk menjadikan moda transportasi jadi lebih baik," tutup Budi. (lkw/jbr)