Pemuda Muhammadiyah: Polisi Tahu Novel Terancam Sebelum Teror

Pemuda Muhammadiyah: Polisi Tahu Novel Terancam Sebelum Teror

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 05 Agu 2017 09:54 WIB
Novel Baswedan (Dhani Irawan/detikcom)
Jakarta - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar menyebut kepolisian tahu keselamatan Novel Baswedan terancam sebelum teror penyiraman air keras. Dahnil juga menyebut polisi sempat mengirimkan intelijen ke sekitar lingkungan rumah Novel.

"Di awal penyerangan, Novel punya optimisme kasus ini bisa dituntaskan, karena ada deretan peristiwa yang menyertai sebelum Novel diserang. Polda Metro Jaya, saat itu kapoldanya Irjen Iriawan, mengatakan ada potensi penyerangan terhadap Novel," ucap Dahnil dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).

Dahnil lalu menyebut kepolisian mengirimkan intelijen di lingkungan rumah Novel untuk pengamanan. Menurutnya, saat itu ada pertukaran informasi pula dari kepolisian terhadap Novel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lalu mereka kirim orang di lingkungan Novel untuk pengamanan. Berarti kan ada pertukaran informasi intelijen antara Novel dan Polda. Lalu ada tim lagi entah dari mana, pikiran Novel mungkin dari Mabes. Jadi yang dari polda ditarik," kata Dahnil.

Saat itu, menurut Dahnil, Novel sempat optimistis. Namun, setelah lebih dari 100 hari, kasusnya belum juga tuntas, Novel, disebut Dahnil, menjadi pesimistis.

"Dia pesimistis ini bisa dituntaskan oleh pihak kepolisian. Karena itu, kami, ICW, dan masyarakat sipil mendorong adanya TGPF atau tim gabungan pencari fakta," ucap Dahnil.

Novel mengalami teror penyiraman air keras setelah menunaikan salat subuh di masjid dekat kediamannya pada 11 April 2017. Saat ini, Novel berada di Singapura untuk menjalani pengobatan atas kedua matanya yang terpapar air keras. (aud/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads