"Nama saya Jamkasiani," kata kakek asal Tuban ini sambil berjalan saat diantar petugas haji Indonesia ke hotelnya yang berjarak sekitar 700 meter dari Masjid Nabawi, Jumat (4/8/2017).
Jamkasiani bingung usai salat Subuh. Dia ditinggal rombongan dan tak bisa pulang. Akhirnya ditampung di posko Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi. Setelah didata berdasarkan gelang besi yang dikenakan dan diketahui hotelnya, dia diantar pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang perjalanan, Jamkasiani tak banyak bicara. Hanya jika ditanya, dia bercerita. Ingatannya cukup bagus untuk ukuran orang berusia 90 tahun. Ia menyebut pergi berhaji bersama istri pada tahun 1975. Naik kapal dari Surabaya selama 18 hari ke Tanah Suci. Total waktu pulang pergi berhaji sekitar 5 bulan.
"Biaya (haji) saat itu 800 ribu," kata Jamkasiani yang lancar berbahasa Indonesia ini.
Nominal Rp 800 ribu tampak tak seberapa, tapi untuk ukuran tahun 1975 boleh jadi termasuk besar. Jamkasiani mengaku mengumpulkan uang dari hasil bertani untuk berhaji.
Tahun ini, Jamkasiani tak lagi ditemani istri. Wanita yang pernah diajaknya berhaji 42 tahun silam itu telah meninggal. Karena itu, ia berhaji hanya bersama anak laki-lakinya.
Bagaimana kondisi Madinah, terutama Masjid Nabawi, di tahun 1975?
"Dulu (Masjid Nabawi) tidak sebesar sekarang, bingung saya," kata kakek bertubuh kurus asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang ini.
Karena berjalan perlahan, jarak 700 meter dari masjid ke hotel ditempuh hampir 40 menit. Begitu sampai di depan hotel, Jamkasiani ingat. Raut mukanya yang sepanjang perjalanan biasa-biasa saja berubah senang. Akhirnya sampai juga, mungkin begitu pikirnya.
Ternyata benar, Jamkasiani tinggal di kamar 502. Penghuni kamar (anggota rombongan Jamkasiani) mengira Jamkasiani ingin di masjid sampai salat Jumat. Karena itu, mereka tenang-tenang saja di kamar dan kaget saat Jamkasiani diantar ke hotel.
"Terima kasih ya sudah mengantar (Jamkasiani)," kata penghuni kamar saat petugas haji pamit. Yang tertinggal hanya cerita perjalanan haji di tahun 1975 yang jelas tak semudah saat ini. (try/rvk)