Tak Bisa Cetak e-KTP di Ditjen Dukcapil, Warga Ahmadiyah Kecewa

Tak Bisa Cetak e-KTP di Ditjen Dukcapil, Warga Ahmadiyah Kecewa

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Jumat, 04 Agu 2017 19:05 WIB
Warga Ahmadiyah ke Kemendagri (Edo/detikcom)
Jakarta - Jemaah Ahmadiyah asal Desa Manislor, Kabupaten Kuningan, kecewa terhadap Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri. Mereka kecewa karena keinginan mencetak e-KTP tak bisa dipenuhi.

Berdasarkan pantauan di lobi Gedung B Dirjen Dukcapil, Jumat (4/8/2017), sekitar 20 perwakilan jemaah Ahmadiyah asal Desa Manislor ingin menemui Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh. Niat audiensi langsung tidak terlaksana lantaran Zudan tengah berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Alhasil, audiensi jemaah Ahmadiyah dilakukan oleh Sekretaris Ditjen Dukcapil I Gede Suratha. Audiensi berjalan alot selama tiga jam di lobi gedung Dirjen Dukcapil Kemendagri. Hasilnya, Dirjen Kemendagri tidak bisa memenuhi keinginan warga Ahmadiyah mencetak e-KTP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Dirjen semalam sudah ambil keputusan atas masalah ini. Sekarang untuk pencetakan di Manislor sudah sampai pada 307 untuk hari ini pencetakan pertama selama 14 hari ke depan ini sudah kesepakatan," ujar Suratha di kantor Dirjen Dukcapil, Jalan Raya Pasar Minggu KM 19, Pasar Minggu, Jaksel.

Tak Bisa Cetak e-KTP di Ditjen Dukcapil, Warga Ahmadiyah KecewaWarga Ahmadiyah ke Kemendagri. (Edo/detikcom)


Suratha menjelaskan warga Ahmadiyah tidak perlu datang ke Jakarta untuk melakukan audiensi. Sebab, masalah pencetakan e-KTP telah selesai.

"Untuk di Desa Manislor sudah ada kesepakatan, namun dari audiensi kita hari ini akan saya catat dan sampaikan. Karena nggak mungkin saya tolak (audiensi)," tuturnya.

Sementara itu, salah satu perwakilan jemaah Ahmadiyah, Dessy Arief Sandy (28), mengaku kecewa lantaran tak bisa mencetak e-KTP di Jakarta. Dia juga pesimistis soal pencetakan e-KTP dilakukan di desanya.

"Kami ke sini sebetulnya karena dua opsi, karena opsi pertama e-KTP dicetak, tetapi dengan surat pernyataan dan pengucapan syahadat, dan opsi kedua karena Pak Drajad bilang bisa dicetak di sini dan tinggal bawa rekam datanya. Kami ke sini karena opsi pertama deadlock, dan kami menagih janji opsi kedua," ujar Dessy.

Dessy berharap dirinya ke Jakarta dapat membawa pulang e-KTP ke desanya. Tapi harapan itu tertunda.

"Kami tidak punya keniscayaan, kalau bukan di sini di mana lagi. Bayangkan bagaimana kami hidup 5 tahun tanpa identitas," ucapnya.

Sedangkan Mubaligh Pembina Jemaah Ahmadiyah Desa Manislor Irfan Maulana mengutarakan kekecewaan atas penolakan pencetakan e-KTP di Jakarta. Padahal, menurutnya, Dirjen Dukcapil Zudan Arif berjanji menerima pencetakan.

"Kami meragukan kalau pencetakan di Kuningan, makanya kami ke sini. Kami ragu karena kalau di sana tetap harus pakai persyaratan, sedangkan kami tidak mau. Karena tidak berdasar konstitusi," tutur Irfan. (rvk/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads