Kampung Hijau di Kebon Kosong Ternyata Berawal dari Bau Sampah

Kampung Hijau di Kebon Kosong Ternyata Berawal dari Bau Sampah

Denita Matondang - detikNews
Jumat, 04 Agu 2017 18:26 WIB
Joko dan Esty, yang menggagas adanya kebun sayur di tengah kota. (Denita Matondang/detikcom)
Jakarta - Kampung Iklim di Kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat, yang sejuk dan asri ini telah dirintis sejak 2006. Tapi siapa sangka, ternyata hal itu mulanya diilhami dari bau tak sedap sampah kampung tetangga.

Suasana ala pedesaan ini dicetuskan oleh 3 orang, yaitu (almarhum) Slamet, yang dulu menjabat Ketua RT/RW 14/06; Joko Sarjono (52), selaku Sekretaris RT/RW 14/06; dan Esty Sumarwati (64), selaku Ketua PKK RT/RW 14/06. Bagaimana ceritanya?

Ketiga perangkat desa ini tak tahan bau tak sedap dari gundukan sampah yang bukan milik warganya. Mereka pun tak segan mengajak warga membersihkan, juga meminta bantuan kepada Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
Pengelolaan sampah di RW 06 Kebon Kosong yang sangat rapi.Pengelolaan sampah di RW 06 Kebon Kosong yang sangat rapi. (Denita Matondang/detikcom)

"Di RT 14 ini ada banyak rawa tanah yang belum dimanfaatkan. Di sini banyak sekali gundukan sampah yang datang dari luar wilayah kita, lingkungan jadi kotor dan bau," ucap Joko di Pondok Kebun Kampung Iklim di kompleks Perumahan Angkasa Pura, Kelurahan Kebon Kosong, Jakara Pusat, kepada detikcom, Jumat (4/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya bermodalkan hobi menanam tanaman obat, Slamet dan Esty pun mulai menanam rosella dan tanaman hias. Bahkan sejumlah tanaman lain pun ditanam untuk mempercantik kelurahan.

"Awalnya (oleh Dinas Kehutanan) diberi tanaman pelindung. Kita diberi ada pohon angsana, bungur, kupu-kupu, tanjung, dan semuanya berkembang cukup bagus," kata Joko.

Ketiga perangkat itu pun tetap berupaya meningkatkan kualitas sumber daya di RT-nya. Pada 2010, mereka menguji keberuntungan dengan ikut serta dalam perlombaan Kinerja dan Evaluasi RT/RW se-Jakarta Pusat. Hasilnya memuaskan, RT/RW 14/06 berhasil meraih gelar juara II.

"Tahun 2011, kita juga ikut program 'Mandiri Kotaku Bersih Jakartaku', dinilai mengenai penghijauan sudah bagus. Tapi kita belum mengadakan pengelolaan sampah organik, jadi kita se-RT kompak dengan dukungan swadaya dari masyarakat kita. Akhirnya kita membangun sebuah bank sampah yang diresmikan Bapak Dahlan Iskan tanggal 10 November 2013," ucap Joko bersemangat.

Dari hasil profit bank sampah tersebut, Joko dan timnya pun berhasil memanfaatkan lahan yang kosong di kawasan RT/RW 14/06. Ia bersama warga berhasil membangun empat kebun budi daya lainnya. Seperti budi daya ikan, kebun buah, kebun tani, dan kebun tanaman hias.

"Ada lima titik lokasi kampung iklim ini. Ada titik untuk bank sampah, lokasi untuk kebun buah, kebun tanaman tani, kebun tanaman hias, dan kebun budi daya ikan tawar. Luasnya ada 2.890 meter persegi," kata Joko.
Ada bank sampah yang mendukung kegiatan penghijauan di Kebon Kosong.Ada bank sampah yang mendukung kegiatan penghijauan di Kebon Kosong. (Denita Matondang/detikcom)

"Sosialisasi terus-menerus ke RW lain untuk mencapai iklim lestari. Warga ada yang belum paham dan bergabung. Itu kita beri penjelasan tentang apa itu kampung iklim agar semua di kelurahan ini bisa mencontoh kita," kata Joko sembari mengatakan kesulitan dan targetnya setelah meraih penghargaan Program Kampung Iklim beberapa waktu yang lalu. (bag/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads