Presiden PKS: Pidato Viktor Laiskodat Menjijikkan dan Fitnah

Presiden PKS: Pidato Viktor Laiskodat Menjijikkan dan Fitnah

Hary Lukita Wardani - detikNews
Jumat, 04 Agu 2017 13:23 WIB
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Presiden PKS Sohibul Imam mengkritik pidato Ketua Fraksi NasDem Viktor Laiskodat yang isinya menuduh PKS mendukung gerakan khilafah di Indonesia. Menurutnya, pidato Viktor menjijikkan karena bernada provokatif.

"Jika video itu benar, tentu sangat disayangkan seorang elite nasional membuat pernyataan menjijikkan, provokatif, permusuhan, dan fitnah," ujar Sohibul kepada detikcom, Jumat (4/8/2017).

Sohibul meminta agar Viktor diproses hukum. Bahkan Sohibul menyarankan Ketua Umum NasDem Surya Paloh segera mencopot Viktor dari seluruh posisi yang dijabat di NasDem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini harus diproses secara hukum dan etika dengan hukuman yang berat. Bahkan lebih dari pantas jika pimpinan partainya (Surya Paloh) segera mencopot dan memberhentikan Viktor dari segala jabatan publik yang disandangnya," katanya.

Menurut Sohibul, alangkah bahayanya bila ada pemimpin seperti Viktor. Sohibul menyebut jiwa rasis yang ditunjukkan Viktor dalam pidato itu akan menular kepada masyarakat luas.

"Karena pemimpin seperti ini berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan sampai jiwa rasis dan insinuatif (menyindir) elite seperti ini menular kepada masyarakat luas," terangnya.

Sohibul menganggap apa yang disampaikan Viktor dalam pidato tersebut sudah melewati batas. Dia mengimbau kepada semua elite partai lebih berhati-hati dalam bicara demi menjaga keutuhan negara Indonesia.

"Saya sulit membayangkan kondisi psikologis elite seperti ini. Menurut saya, ini melampaui kewajaran manusia Indonesia. Semoga ini kasus terakhir dan kita berharap semua elite mawas diri demi keutuhan negara bangsa yang kita cintai. Amin," sebut Sohibul.

Berpidato dalam suatu acara di Nusa Tenggara Timur, Viktor bicara soal partai-partai politik yang dituduhnya pro-khilafah dan intoleran. Gerindra dkk disebut Viktor mendukung gerakan khilafah.

"Sebagian kelompok ini hari ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya, partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra. Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN. Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran," kata Viktor, yang pidatonya bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Viktor sudah dihubungi untuk dimintai klarifikasi perihal pidatonya tersebut, namun yang mengangkat seorang perempuan yang diduga sekretarisnya. Perempuan itu mengatakan Viktor belum bisa menerima telepon karena masih melakukan kunjungan kejar di dapilnya. (lkw/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads