"Yang pasti, ucapan Bang Viktor cuma propaganda politik saja untuk persiapan Pilkada dan Pemilu 2019," ujar Arief kepada wartawan, Jumat (4/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agar NasDem mendapatkan suara nantinya. Sebab, mungkin dia sudah tahu kalau NasDem akan habis suaranya di Pemilu 2019. Maka, sudah mulai dia berkampanye dengan propaganda seperti itu terhadap parpol pesaing di luar pemerintahan," kata Arief.
Menurut dia, pidato Arief cuma pepesan kosong. Rakyat tak akan terpengaruh oleh Viktor yang menuding empat parpol tersebut pro-khilafah.
"Pidato bang Viktor cuma pepesan kosong aja, enggak bukti. Lihat aja nanti rakyat terpengaruh atau tidak di Pemilu 2019," tutur Arief.
Berpidato dalam suatu acara di NTT, Viktor bicara soal partai-partai politik yang dituduhnya pro-khilafah dan intoleran. Gerindra dkk disebut Viktor mendukung gerakan kekhilafaan.
"Sebagian kelompok ini yang hari ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya, partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra. Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN. Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran," kata Viktor yang pidatonya bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Viktor sudah dihubungi soal pidatonya tersebut, namun yang mengangkat seorang perempuan yang diduga sekretarisnya. Perempuan itu mengatakan Viktor belum bisa menerima telepon karena masih kunker di dapilnya. (gbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini