Tanri Bali yang merupakan mantan Dirjen Kesbangpol di Kemendagri itu berpengalaman menjadi pelaksana tugas (Plt) gubernur di 4 provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Maluku Utara. Mendaftar melalui Demokrat Sulsel, dia mengaku Nurdin jauh lebih hebat darinya.
"Sebelumnya saya belum pernah ketemu Prof Nurdin, tiba-tiba pada saat pertemuan di rumah mantan Gubernur Sulsel Amin Syam, Desember 2015 lalu, saya langsung merasa cocok dan bersedia jadi wakil karena pengalamannya jauh lebih hebat dari saya. Saya memang katakan sebelumnya: saya mau jadi wakil kalau orang itu lebih dari saya kemampuannya," ujar alumni Akabri tahun 1974 ini di Jalan Yusuf Dg Ngawing, Makassar, Kamis (3/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut membuat Tanri Bali jatuh hati pada Nurdin. Meski demikian, perjanjian untuk maju bersama tidak pernah dibuat secara tertulis karena didasarkan rasa saling percaya dan kesamaan visi untuk mengabdi bagi kampung halaman Tanri Bali dan Nurdin Abdullah.
Tanri Bali juga sempat bertemu dengan Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri dan Bappenas, yang menyebutkan APBN untuk daerah sekitar tiga tahun ke depan akan sulit. Oleh sebab itu, lanjut Tanri, daerah harus mengajak investor untuk ikut membangun daerah.
"Saya merasakan Sulsel akan lebih maju nantinya jika kita bisa memasukkan investasi dari luar dan itu kemampuan dan pengalaman Prof Nurdin yang bisa mengajak investor masuk," ucap Tanri Bali.
Selain pernah jadi Plt Gubernur di 4 provinsi, Tanri Bali juga pernah ikut dalam tim yang menyelesaikan sengketa Pilgub di Sulbar, Aceh, Lampung dan Papua. Tanri Bali juga pernah menjadi Asisten Personalia Kastaf TNI Angkatan Darat. Ahmad Lamo, ayah Tanri Bali juga merupakan Gubernur Sulsel selama sepuluh tahun, 1968-1978.
Kini Tanri Bali yang memegang jabatan Wakil Sekjen DPP Golkar tengah berjuang bersama Nurdin Abdullah untuk merebut simpati partai-partai pemilik kursi untuk menjadi syarat pengajuan calon di KPUD Sulsel, Januari 2018 mendatang. Partainya sendiri telah menentukan pasangan calon: Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar.
(mna/dhn)











































