"Bentrok terjadi sore, lalu korban meninggal pukul 23.00 WIT. Keluarga menolak peluru yang bersarang dikeluarkan," kata Kamal kepada detikcom, Kamis (3/8/2017).
Kamal mengatakan polisi perlu mengeluarkan proyektil peluru dari tubuh Yulianus untuk memastikan jenis peluru yang menembus pahanya. Kendati untuk kepentingan penyidikan, polisi tidak akan memaksa keluarga bersedia menyerahkan jasad Yulianus untuk diperiksa. Polisi menghargai saat ini keluarga dirundung duka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerusuhan berawal saat seorang warga meminta bantuan kepada karyawan PT Putra Dewa Paniai untuk mengantar orang sakit. Warga tersebut mendatangi kamp karyawan yang sedang membangun proyek Jembatan Oneibo di Kampung Bomou, Distrik Tigi.
Karyawan itu menolak memberikan bantuan karena orang yang sakit dinilai sudah dalam kondisi sekarat. Dia takut dipersalahkan jika nantinya orang tersebut meninggal dalam perjalanan.
Tak lama, warga yang meminta bantuan kembali datang dan mengatakan orang yang sakit telah meninggal dunia. Dia meminta kegiatan proyek dihentikan sementara. Lalu mendadak sekelompok warga menyerang karyawan di kamp hingga akhirnya karyawan meminta tolong kepada Polsek Tigi.
Anggota Polsek datang bersama personel Brimob dan terjadilah bentrok di mana warga menyerang dengan panah dan batu, sementara polisi meredam dengan melontarkan tembakan. (aud/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini