Ahmad Sufiani (21) dipasung dan dikurung di kamar ukuran 3x3 di Sawung Ilir, Desa Talaga, Mancak, Kabupaten Serang. Keluarga mengaku terpaksa mengurung dan memasung kakinya karena sering bicara sendiri, merusak benda-benda dalam rumah dan beberapa kali memukuli keluarga.
"Sering ngamuk nong, segala-gala dilemparin, kalau dilepas ngerusak," kata Safiyah, ibu dari Sufiani saat berbincang dengan wartawan di Mancak, Kabupaten Serang, Kamis (3/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Safiyah, sekitar 10 hari lalu pernah ada dokter berbaik hati yang memberi obat kepada anaknya. Keluarga diberi obat agar Ahmad tenang dan tidak merobek-robek baju.
Keluarga sendiri, Safiyah menambahkan, berharap ada orang yang berbaik hati membantu anaknya sembuh. Apalagi, satu keluarga menurutnya tidak memiliki BPJS bahkan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu).
"Nggak punya BPJS. SKTM aja nggak punya. Kalau ada yang mau mengobati silakan. Saya ikhlas asal tidak ada biaya. Saya nggak sanggup kalau buat biaya," ujarnya.
Keluarga sendiri, menurut Safiyah sudah berupaya mengobati anaknya melalui pengobatan alternatif dan paranormal. Namun, usaha tersebut tidak berhasil menyembuhkan anaknya.
Meskipun dipasung, ketika diajak bicara Sufiyani masih lancar diajak mengobrol. Ketika ditanya apakah dirinya ingin lepas dari pasungan, ia mengangguk dan berjanji tidak akan mengamuk dan memukul anggota keluarganya lagi.
"Ingin dilepas, nggak ngamuk," kata Sufiyani singkat. (bri/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini