Azis mengembuskan napas terakhir pada 26 Juli 2017, setelah sempat dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Anggota Satuan I Gegana Korps Brimob Polri ini sebelumnya cuti dari penugasannya di Darfur, Sudan, karena mengeluhkan sakit mag.
"Diagnosa dokter ada gangguan pada pankreasnya," ujar Kasatgas FPU 9 AKBP Ahmad Arif Sopiyan kepada detikcom, Kamis (3/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak tanggal 14 Juli yang bersangkutan tiba di Jakarta dan kebetulan memang jadwalnya cuti yang bersangkutan tanggal segitu," ungkapnya.
Di mata Arif, Azis adalah sosok prajurit Bhayangkara yang pantang menyerah. Azis dikenal gigih dan pantang menyerah.
"Loyalitasnya tidak diragukan lagi, jujur, dan selalu menjaga kehormatan. Tugas seberat apa pun pasti yang bersangkutan laksanakan dengan semangat. Saya terkesan dengan sikap dan kinerjanya yang selalu siap melaksanakan tugas apa pun, kapan pun dan di mana pun," kata Azis.
Secara terpisah, Ipda Rumpoko selaku Danru Alpha 3 FPU 9 mengatakan almarhum tidak mengeluhkan sakit yang serius menjelang detik-detik terakhir sebelum berangkat cuti. "Beliau hanya mengatakan 'saya akan berobat karena sakit mag saya kambuh lagi'," ujar Rumpoko.
Rumpoko sendiri sempat menasihatinya untuk menjaga asupan selama bertugas. "Saya bilang, 'Kalau sakit mag mbok ya jangan sampai telat makan, karena aktivitas kita di sini sangat tinggi'," ungkap Rumpoko.
Azis adalah angkatan 35 Pusdik Brimob Watukosek. Di regunya, Aziz adalah anggota yang paling senior setelah Ipda Rumpoko, sehingga pola pengasuhan yang diterapkan di dalam regunya seperti 'Keluarga Cemara' yang selalu asah, asih, dan asuh dalam suasana suka ataupun duka.
"Beliau selalu menjadi teladan adik-adik angkatannya. Tidak jarang saat waktu luang, almarhum selalu bersama dengan Bripka Robert sebagai sahabat dekatnya yang selalu menghibur dengan cara bernyanyi dangdutan bersama menggunakan gitar, organ, dan ketipung yang dibawanya dari Tanah Air saat berangkat misi. Tak hanya itu, mereka pun satu kamar, bersebelahan tempat tidur dan tak jarang sering tampak merokok sebatang berdua karena merasakan indahnya arti keluarga yang selalu bersama," tuturnya.
Di mata Rumpoko, Azis adalah sosok yang menghidupkan suasana menjadi penuh keakraban dan kebahagiaan di tengah panas-dinginnya gurun pasir di Sudan. Azis juga sering berbagi pengalaman dengan sesama rekannya.
Azis sudah tujuh bulan bergabung dalam pasukan penjaga perdamaian FPU Indonesia 9 di Darfur, Sudan. Dalam kesehariannya di Satgas Garbha II FPU Indonesia 9, Aziz merupakan pasukan taktis di peleton Alpha.
Performanya juga tidak diragukan karena almarhum adalah bagian dari pasukan khusus terbaik yang dikirim sebagai perwakilan dari Korps Brimob Polri untuk menjalankan tugas yang mulia sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (peacekeeper).
Almarhum meninggalkan istri Rosnawati Silehu dan dua putra bernama M Nabil Fathurrohman (10) dan M Raisha Satria Laksono (4). Jenazah dikebumikan di kampung halamannya di daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. (mei/dnu)