Suara Pejalan Kaki yang Terganggu Ojek Ngetem di Stasiun Tebet

Suara Pejalan Kaki yang Terganggu Ojek Ngetem di Stasiun Tebet

Denita Br Matondang - detikNews
Rabu, 02 Agu 2017 15:35 WIB
Stasiun Tebet yang dirubung ojek. Foto: Denita Br Matondang/detikcom
Jakarta - Ojek adalah moda transportasi yang sudah akrab dengan kehidupan perkotaan. Di beberapa kota besar bahkan sudah ada ojek yang berbasis aplikasi alias online dengan berbagai penyedia layanannya.

Sayangnya, baik ojek online ataupun konvensional seringnya ngetem (menunggu penumpang) di jalan umum. Hak pejalan kaki pun dirampas demi mereka yang berdalih mengais rezeki itu.

"Ya, ojek online sama konvensional sih sama saja. Mereka sama-sama ngetem di pinggir jalan, bahkan kadang sampai ke trotoar. Kita jalan juga jadi terganggu terkadang, jadi sisi parkirnya ya mengganggu lah," Kata Tarigan (48) kepada detikcom saat menunggu ojek online di depan Stasin Tebet, Jalan Abdullah Syafi, Rabu (2/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada juga disampaikan Virenthy (36). Namun Virenthy menyoroti ojek online yang cenderung ngetem tak beraturan di pinggir jalan. Jalanan pun jadi terlihat padat dan sempit yang mengganggu para pengguna jalan.

"Oh iya, saya akui memang agak sembrautan, saya aja ngeliatnya memang agak mengganggu. Jadi kelihatan padat dan sumuk ya," ujar Virenthy kepada detikcom.

Meski merasa risih dan tak nyaman, tetapi Virenthy berpikir ada enaknya juga jika ojek menunggu di depan stasiun. Dia berpikir tak perlu jauh-jauh mencari ojek saat keluar stasiun.

"Ya, nggak apa-apa mereka (ojek konvensional) di sana, kan kalau di depan sebenarnya lebih enak, kita nggak perlu jauh nyari ojek. Tapi kalau mereka teriak-teriak, manggil-manggil kita, itu juga kan bikin kita nggak nyaman," tambah Virenthy.

Mengganggu Tapi Dirindukan

Tarigan mengakui, keberadaan ojek online memang membantu masyarakat mengakses transportasi yang aman dan nyaman, serta relatif murah. Tapi ia menilai, masih diperlukan upaya edukasi bagi para driver agar tertib berlalu-lintas. Apalagi sampai menyebabkan kemacetan.

"Itu yang harus menurut saya di tata sama kelolanya. Perlu mereka diedukasi tertib lalu lintas, karena memang mungkin capek dan sebagainya, mereka juga butuh tempat. Enggak bisa dinafikan bahwa ini dibutuhkan masyarakat. Mereka ada dan memberi solusi dari segi transportasi," imbuh Bapak yang tinggal di Kawasan Kalibata ini.

Menurutnya, baik pemerintah ataupun pihak pengelola ojek harus bisa memberikan solusi agar baik masyarakat ataupun para driver mendapatkan keuntungan yang sama. Sehingga tak ada yang dirugikan.

"Pemerintah juga harus tanggap ya, nggak bisa dinafikan bahwa ini dibutuhkan masyarakat mereka ada dan memberi solusi dari segi transportasi, pemerintah harus tanggap dan memberikan solusi yang baik," kata Tarigan. (bag/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads