Beberapa jemaah yang ditemui usai beribadah di Masjid Nabawi menganggap roti croissant dan cupcake bukan menu sarapan yang pas. Bahkan mereka menyebut itu bukan sarapan. Apa jawaban Panitia Penyelenggara Ibadah Hai (PPIH)?
"Tidak mungkin melayani jemaah dengan tiga kali makan nasi. Pertama, aspek kesiapan perusahaan katering, baik waktu produksi maupun distribusi. Lokasi dapur cukup jauh," kata Kabid Katering Daerah Kerja (Daker) Madinah, Ahmad Abdullah, Rabu (2/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sulit dilakukan, sarapan berupa nasi kemungkinan akan dikaji. Misalnya, mengontrak perusahaan katering khusus sarapan nasi. "Implementasi bukan sekarang, tapi pada musim haji mendatang," jelas Ahmad.
Proses distribusi dan pembagian makanan ke jemaah haji Indonesia di hotel. Foto: Fotografer: Triono/detikcom |
Lebih lanjut, Ahmad yang juga Kasubdit Katering Kemenag RI ini menjelaskan jemaah mendapatkan pengembalian uang sebagai living cost. Itu bisa jadi bekal selama di Madinah dan Makkah.
Hingga hari ke-6 keberangkatan jemaah dari Tanah Air ke Tanah Suci, lebih dari 30 ribu jemaah haji Indonesia tiba di Madinah. Mereka menempati hotel-hotel di sekitar Masjid Nabawi. Sejauh ini, tidak ada kendala berarti dalam proses distribusi katering.
(try/aan)












































Proses distribusi dan pembagian makanan ke jemaah haji Indonesia di hotel. Foto: Fotografer: Triono/detikcom