7 Tahun Tragedi Trisakti, Mahasiswa Masih Berharap Keadilan

7 Tahun Tragedi Trisakti, Mahasiswa Masih Berharap Keadilan

- detikNews
Selasa, 10 Mei 2005 15:05 WIB
Jakarta - Sudah tujuh tahun berlalu, namun Tragedi Trisakti masih diliputi misteri. Dalang penembakan empat mahasiswa Trisakti yang tewas diterjang peluru belum terungkap. Pada peringatan tahun ini, mereka kembali menuntut keadilan. "Kami tetap meminta kasus ini diungkap," kata Presiden Mahasiswa Trisakti Maman Abdurrahman kepada detikcom, Rabu (10/5/2005).Itikad baik pemerintah dan DPR sangat diharapkan untuk mengungkap kasus ini. Maklum lah, DPR yang lalu memutuskan Tragedi Trisakti bukan pelanggaran HAM berat. Tentu saja ini membuat banyak orang kecewa. Dengan keputusan ini, peradilan HAM Ad Hoc tidak bisa digelar. "Mudah-mudahan sekarang ada perubahan sikap," katanya.Maman juga menyayangkan sikap Kejagung yang harus menunggu rekomendasi DPR untuk menggelar peradilan tesebut. Seharusnya rekomendasi itu bukan sesuatu yang mutlak. Yang terpenting adalah pengungkapan kasus tersebut. "Kami tetap menunggu itikad baik Kejagung untuk pengungkapan kasus ini," katanya. Rangkaian Acara Dalam memperingati tragedi tersebut, Lembaga Mahasiswa Trisakti sudah mengelar berbagai acara. Acara tersebut dimulai pada Jumat lalu 28 April 2005. Antara lain pemutaran film, pameran foto, mimbar bebas dan pagelaran musik HAM. "Acara tersebut untuk mengenang kejadian tujuh tahun silam," katanya .Puncak acara akan diadakan tepat pada tanggal 12 Mei 2005, bertepatan dengan terjadinya penembakan tujuh tahun yang lalu. Acara diawali dengan aksi tabur bunga di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Setelah itu dilanjutkan dengan demonstrasi ke Mahkamah Agung (MA) dan Istana Negara. "Jumlah massa yang akan ikut kami perkirakan sekitar 2.000 hingga 2.500 orang, " katanya.Usai demonstrasi, acara dilanjutkan sore hari sekitar pukul 17.00 WIB di Kampus Trisakti. Acara diisi dengan rekonstruksi kejadian pada 12 Mei tujuh tahun yang lalu. Ini akan menjadi semacam sandiwara. Ada mahasiswa yang berperan sebagai aparat, lengkap dengan seragamnya. Ada juga mahasiswa yang akan berperan sebagai demonstran. "Malamnya akan diadakan doa untuk menutup rangkaian acara tersebut," urainya. (nal/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads