detikcom mencoba berkeliling untuk melihat trotoar yang ada di Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2017). Pemandangan pertama terlihat di Jl Hang Jebat III saat para pengemudi ojek online memarkir motornya di trotoar.
Trotoar malah dipakai ngetem ojek online. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom |
Tampak sejumlah motor itu diparkir secara bebas di tempat yang seharusnya digunakan oleh para pejalan kaki. Warga yang biasanya berjalan kaki terpaksa harus berjalan agak ke pinggir sebab adanya motor yang berjajar di sepanjang trotoar.
Trotoar yang bolong. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom |
Penampakan yang lebih mengejutkan di Jl Hang Tuah Raya, kali ini mobil yang justru parkir di trotoar. Padahal di dekat mobil tersebut sudah dipasang rambu lalu lintas yang tidak memperbolehkan parkir di kawasan itu.
mobil pribadi juga ikutan parkir di trotoar. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom |
Bergerak beberapa meter ke depan, dua mobil juga terpantau parkir di trotoar. Ironisnya, di sana terpasang papan yang bertuliskan 'Penderekan dan Penyimpanan Kendaraan Dikenakan Biaya Retribusi Rp 500.000/hari/kend.'
Pemandangan serupa juga terlihat di Jl Sisingamangaraja yakni adanya trotoar yang bolong. Di sampingnya, terlihat juga jalan yang masih belum diperbaiki. Sebuah kabel tampak di saluran dekat trotoar tersebut.
Di mana pejalan kaki harus berjalan? Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom |
Bergeser ke Jl Ahmad Dahlan, sejumlah mobil pribadi parkir sembarangan di sisi jalan. Bukan cuma itu, beberapa bajaj juga parkir di sana. (knv/bag)












































Trotoar malah dipakai ngetem ojek online. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom
Trotoar yang bolong. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom
mobil pribadi juga ikutan parkir di trotoar. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom
Di mana pejalan kaki harus berjalan? Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom