"Kita bisanya mangkal di sini, kalo di sana (depan stasiun) kan wilayahnya ojek konvensional, kita nggak punya tempat mangkal," kata Satori yang sudah ngetem sejak tahun 2014 di kawasan Stasiun Tebet kepada detikcom di Jalan Abdullah Syafi, Stasiun Tebet, Rabu (2/8/2017).
Hal senada juga disampaikan oleh Eko yang juga seprofesi dengan Satori. Menurutnya, para driver ojek online terpaksa mangkal di pinggir jalan dan di bawah jembatan karena merasa tidak memiliki tempat yang strategis menunggu calon penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satori dan Eko tidak menampik kalau arus lalu lintas terganggu karena mereka ngetem di bawah jembatan atau pun di pinggir jalan raya. Mereka juga merasa biasa jika diklakson atau diteriaki para pengendara lain.
"Iya, pasti (bikin macet), tapi mau gimana? Kita mau ke mana? Kita juga sudah sering diimbau sama petugas polisi atau dishub, tadi juga pagi, tapi mau gimana kita bisanya di sini, secara UU juga belum ada yang atur kendaraan dua, jadi ya gini ajalah," kata Satori.
"Komplain enggak sih, paling mereka agak kesal terus klakson karena kita parkir motor atau lawan arah. Paling-paling dimarah-marahi," tandas Eko.
Berdasarkan pantauan detikcom, ada puluhan driver ojek online dan konvensional yang ngetem di kawasan Stasiun Tebet. Ojek konvensional aktif menawarkan tumpangan kepada sejumlah calon penumpang. Sementara itu, para ojek online terlihat berteriak bersahut-sahutan memanggil penumpang. (bag/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini