Pemukulan dilakukan serang pria kepada C yang sedang mengendarai mobil menuju tempat kerjanya. Sesampainya di Jalan Karawitan, Kota Bandung, laju mobil korban terhalang mobil pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai fenomena ini terjadi karena pengendara di kota besar tertekan oleh keadaan lalu lintas. Mereka menyikapi hal tersebut dengan cara emosional.
"Masyarakat ini kan tertekan karena sturktur kemacetan. Jadi ada tekanan lingkungan. Sudah emosi semua gampang tersinggung. Ketika dia diganggu pasti dia marah," kata Yayat kepada detikcom, Selasa (1/7/2017).
Dia mengatakan, pertikaian antar-pengendara dapat dihindari jika saling taat aturan. Seorang pengendara tak akan diklakson secara berlebihan jika dia taat aturan. Pengendara juga tak semestinya membunyikan klakson ketika berada dalam posisi yang salah.
"Ini bisa juga menunjukkan masalah psikis sosial bahwa masyarakat kita ini sakit. Jadi yang diingatkan dan yang mengingatkan sama-sama tempramental, jadi yang menggunakan klakson mungkin marah melihat yang di depannya tidak mematuhi aturan. Karena harusnya yang menggunakan klakson itu sesuai dengan aturan," ujarnya.
Kementerian perhubungan juga mengingatkan pengendara untuk tetap tertib saat berlalu lintas. Jumlah kendaraan yang makin banyak dianggap jadi pemicu kemacetan dan membuat pengendara tertekan di jalanan.
"Sekarang memang jumlah kedaraan yang ada banyak, ditambah tingkat pembangunan yang tinggi sekarang ini, membuat masyarakat stresnya tinggi, ada kemacetan. Itu mempengaruhi tingkat stres. Kita imbau untuk tertib dan tidak mudah emosional," kata Kabag Humas Ditjen Perhubungan Darat Pitra Setiawan sebelumnya. (abw/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini