Peristiwa itu terjadi di Oneibo, Kampung Bomou, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai, Papua, Selasa (1/8/2017). Polisi menyebut 4 warga itu terpaksa dilumpuhkan karena melakukan penyerangan.
"Awal kejadian itu, karena masyarakat melakukan penyerangan terhadap karyawan PT Putra Dewa Paniai (PDP) yang sedang berada di kamp," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad M Kamal, Selasa (1/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak berani mengantar orang sakit karena kondisinya sudah sangat sekarat, jangan sampai dia meninggal di perjalanan lalu kemudian masyarakat menuduh dan menuntut ke saya," kata Kamal, menirukan pernyataan Yohanis.
Berselang 15 menit kemudian, datang seorang pemuda ke kamp perusahaan itu. Pemuda tersebut meminta para pekerja menghentikan dulu pekerjaannya karena sedang berduka. Warga yang sakit tersebut meninggal dunia.
Hanya, secara spontan masyarakat lain langsung menyerang kamp PT Putra Dewi Paniai dan memukuli karyawan. site manager perusahaan itu, Aldi, lalu melapor ke anggota Brimob BKO Polsek Tigi.
Merasa kekurangan personel, Danton Brimob BKO Polsek Tigi Iptu Aslam Djafar datang melapor ke Polsek Tigi. Kemudian anggota gabungan Polsek Tigi sebanyak 8 orang dan anggota Brimob BKO Polsek Tigi berjumlah 9 orang melakukan negosiasi dengan masyarakat. Negosiasi dipimpin oleh Kapolsek Tigi Iptu HM Raini dan Danton Brimob.
Negosiasi pun gagal. Masyarakat malah menyerang aparat keamanan menggunakan batu dan panah sehingga aparat keamanan mengeluarkan tembakan peringatan. Masyarakat semakin membabi-buta dan menyerang anggota kepolisian sehingga polisi terpaksa melontarkan peluru karet guna meredam masyarakat yang melakukan penyerangan.
"Akibat kejadian itu, mobil patroli Polsek pecah kaca belakang dan 4 warga masyarakat yang terkena peluru karet," kata Kamal.
Saat ini, warga yang terkena peluru karet sudah dirawat di RSUD Deiyai. Kondisi di lokasi juga sudah kondusif. (elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini