Tito menyampaikan Polri berkomitmen memberikan hukuman kepada anggota yang melanggar aturan. Sebaliknya, anggota yang berprestasi akan diberi penghargaan.
"Kemudian sebaliknya, bagi anggota-anggota yang berhasil kita berikan reward. Contoh yang (pengungkapan) 1 ton sabu kemarin, kita berikan reward kenaikan pangkat luar biasa," ujar Tito di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menyampaikan, sebagai pimpinan, dirinya juga akan menindak tegas setiap anggota yang melakukan pelanggaran, baik secara kode etik maupun disiplin.
"Kalau anggota ada yang melanggar, saya tindak tegas," tutur Tito.
Tito juga mengingatkan, jika ada anggota yang terlibat sebagai bandar, akan ditindak secara tegas. Bahkan jika perlu ditembak mati.
"Saya sudah sampaikan kalau ada anggota yang menjadi bandar, bila perlu ditembak dan sudah pernah dilakukan, seperti di Riau dan Sumut. Ada anggota yang terlibat, tertembak mati," ungkapnya.
Menurut Tito, tindakan tegas bagi anggota tersebut dilakukan karena dinilai telah mengkhianati institusi, bahkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. "Itu karena saya anggap mereka berkhianat," tuturnya.
Seperti diketahui, upaya penyelundupan sabu 1 ton dari Taiwan berhasil digagalkan oleh tim gabungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok yang dipimpin oleh Kombes Pol Nico Afinta dan Kombes Pol Herry Heryawan, Kamis (13/7) lalu. Selain menangkap 4 WN Taiwan, satu di antaranya tewas ditembak, tim juga berhasil menangkap 5 kru Kapal Wanderlust yang mengantar barang ke perairan Pulau Sangiang, Banten.
Pengungkapan 1 ton sabu ini merupakan tangkapan narkoba terbesar sepanjang sejarah. Keberhasilan Polri dalam mengungkap mafia narkoba ini juga atas kerja sama yang baik dengan Kepolisian Taiwan yang memberikan informasi terkait jaringan. (mei/bag)











































