"Kekerasan ini berawal dari kekerasan ayah si bayi. Si bapak dan ibu tidak menikah sehingga kita sebut tindak kekerasan. Ini jadi siklus yang tidak habisnya dan diduga ibunya melampiaskannya kepada si bayi," kata Lely di kantornya, Jl Melati, Denpasar, Bali, Senin (31/7/2017).
Lely mengisahkan, berdasarkan keterangan Mariana, Otmar menjalin asmara di Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada 2016. Kemudian Mariana hamil dan melahirkan Baby J pada 17 Agustus 2016 di Sumba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, menurut Lely, keduanya tinggal di daerah Karangasem, Bali. Selama tinggal di sana, Otmar melakukan kekerasan fisik terhadap Mariana, yang berujung pada pelaporan ke pihak kepolisian namun tidak diketahui hasilnya.
"Memang bayi di luar pernikahan dan kasus ini berawal di Sumba. Mereka datang ke Bali karena si ayah memanggil. Tapi ternyata si bapak lebih kasar lagi menganiaya si ibu," ucap Lely.
Pada Desember 2016, Otmar pergi meninggalkan keduanya ke negara asalnya, Austria. Mariana lalu hidup sendiri dengan Baby J dan bekerja sebagai waitress di kawasan Kuta hingga video kekerasannya terhadap Baby J dilaporkan ke P2TP2A Bali pada Maret 2017.
"Di video itu si ibu bilang 'this is the drama', itu karena ada tuduhan dari si ayah ketika Baby J sakit pilek dan panas lalu dibawa ke rumah sakit tapi tak ada uang. Si ayah bilang ibunya ini berdrama, sehingga dibuatlah video itu," pungkas Lely.
"Ibu itu sedang kepepet karena anaknya sakit, berusaha cari pertolongan ke ayahnya justru di-bully. Ayahnya memaki ibunya drama, itu menjadi pemicu dibuatnya video kasar yang kami sesali viral itu. Kami sudah tegur ibunya dan dia menyesal," Lely menambahkan. (vid/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini